Skizofrenia Paranoid
Halaman 1 dari 1
Skizofrenia Paranoid
LAPORAN KASUS
Riwayat Psikiatri
Riwayat psikiatri diperoleh dari heteroanamnesis dengan Ny. Y (Adik Kandung Pasien) dan autoanamnesis. Kebenaran anamnesis dapat dipercaya.
Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 43 Tahun
Anak : Keempat dari delapan bersaudara
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Status : Menikah
Suku : Rejang
Agama : Islam
Alamat : Jln xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Bengkulu
Tgl masuk : 23-03-2015
Identitas Adik Pasien
Nama : Ny. L
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 35 tahun
Anak : Ketujuh dari delapan bersaudara
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tani
Status : Menikah
Suku : Rejang
Agama : Islam
Alamat : Jln xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Bengkulu
I. Riwayat Psikiatri
A. Keluhan Utama
Pasien gelisah, bingung, tidur kurang, dan keluyuran sejak 1 bulan yang lalu.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
AUTOANAMNESIS
Perempuan 43 tahun, merupakan anak keempat dari delapan bersaudara dan sudah menikah. Pasien masuk RSKJ Suprapto kembali pada tanggal 23 maret 2015, dengan keluhan pasien gelisah, bingung, tidur kurang, dan sering keluyuran. Sejak 1 bulan terakhir ini pasien merasa kalau dirinya kumat bila berada dirumah. Dengan sadar pasien meminta adiknya untuk diantarkan ke RSKJ Soeprapto. Selama dirumah pasien sering keluyuran dikarenakan selalu mendengar bisikan bisikan. Bisikan tersebut sudah pasien dengar pertama kali sejak pasien dibangku SMP. Bisikan tersebut terdengar seperti suara laki-laki yang mengajak pasien pergi dan menggangu aktivitas pasien, sehingga pasien mengalami kesulitan tidur dan merasa kebingungan. Sekarang pasien berada diruang anggrek RSKJ Soeprapto. Pasien masih mendengar suara bisik-bisikan dan merasa kaki dan tangannya sakit akibat ditindih oleh teman sekamarnya, oleh karena itu pasien merasa takut dengan teman sekamarnya.
Keluhan pertama kali muncul pada pada tahun 1989, saat itu pasien masih kelas 2 SMP. Pada saat itu pasien mengalami musibah dengan meninggalnya ibu kandungnya sehingga pasien sangat merasa kehilangan. Pada saat itu pasien tidak sempat melihat ibunya untuk terakhir kalinya dikarenakan pasien tinggal di Bengkulu sedangkan orangtuanya ada didusun. Dengan kejadian itu pula pasien tidak bisa untuk lulus SMP. Pasien terlihat senyum-senyum sendiri, menangis dan sering bicara sendiri. Melihat hal itu pasien lalu diantarkan oleh keluarganya ke RSKJ Soeprapto. Beberapa hari disana pasien kabur pulang kerumah.
Pada saat usia pasien 20 tahun, pasien menikah dengan lelaki yang lebih tua dari pasien. Ternyata lelaki tersebut sudah memiliki istri di Jawa. Pasien mengaku dirinya tidak mempunyai anak dengan suaminya. Suami pasien membuat rumah kecil untuk pasien tepat dibelakang rumah adik pasien. Mereka bekerja dikebun kepunyaan suaminya. Dengan seiring waktu suami pasien mengalami sakit dan suami pasien bertekat untuk kembali dengan istri pertamanya, dikarenakan suami pasien juga tidak sanggup untuk mengurusi pasien yang sedang sakit juga. Sampai saat ini pasien tidak tahu keberadaan suaminya. Sejak saat itu pasien sering mengurung diri dan tidak mau bicara kepada siapapun. Pasien selalu berdiam diri dirumah, terkadang pasien sering keluyuran keluar rumah dengan tidak memakai baju. Pasien selalu menganggap ada orang yang selalu menaburkan garam di didalam rumahnya yang selalu membuat pasien merasa kedinginan. Pasien menganggap kalau garam didapurnya selalu habis. Pasien selalu memukuli kepalanya sendiri dikarenakan adanya bisikan bisikan sehingga pasien menggunakan jilbab dan berhenti menyakiti dirinya. Karena pasien gelisah lalu pasien diantar kembali ke RSKJ Soeprapto dan kabur kembali.
Pada tahun 2014, pasien kembali dibawa oleh keluarga ke RSJK soeprapto karena pasien mengamuk. Pasien selalu melempari batu kerumah tetangganya tanpa sebab. Pasien di bawa adiknyanya ke RSKJ Soeprapto karena takut membahayakan orang-orang di lingkungan rumahnya. Lalu pasien kabur lagi dan pulang kerumah.
HETEROANAMNESIS
Diperoleh dari adik kandung pasien, Ny. L, berusia 35 tahun, bekerja sebagai tani. Ny. L mengatakan bahwa akhir-akhir ini pasien sulit tidur, kebingungan, dan sering keluyuran malam sehingga pasien memintanya untuk dibawa berobat ke RSJ supaya pasien bisa tenang.
Adik pasien menceritakan bahwa pasien merupakan anak yang baik, anak yang cantik dengan rambut yang panjang, pintar mengaji, pendiam dan pembersih. Pada saat kelas 2 SMP, ibu pasien meninggal dunia dan pasien mulai merasa depresi sehingga pasien tidak lulus SMP. Dan pada saat itu pasien mulai merasa sakit. Pasien tidak sadar memotong rambut panjangnya hingga rambutnya pendek. Adik pasien sering melihat pasien selalu senyum-senyum sendiri, menangis dan bicara sendiri. Adik pasien selalu membawa pasien apabila pasien sudah terlihat gelisah tetapi pasien selalu kabur pulang kerumah. Adik pasien mengungkapkan bahwa pasien sudah menikah dan mempunyai 1 orang anak, tetapi setelah pasien melahirkan anak pasien langsung dibawa oleh mertuanya pergi sehingga pasien tidak pernah tahu akan keberadaan anaknya. Sekarang suami pasien kembali ke istri pertamanya dan suami pasien jarang menghubungi pasien lagi. Adik pasien selalu rajin membawa pasien ke RSKJ Soeprapo jika pasien mulai gelisah. Sekarang pasien sudah kurang lebih 1 bulan dirawat di RSKJ Soeprapto Bengkulu.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien merupakan pasien ulangan
2. Riwayat Gangguan Medik
- Pasien tidak ada riwayat gangguan medis, dan pasien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
- Tidak ada riwayat hipertensi, tidak ada riwayat diabetes mellitus dan riwayat sakit hipotiroid.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol
Riwayat mengkonsumsi alkohol, rokok, dan menghisap ganja tidak ada.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat pranatal
Pasien lahir cukup bulan dengan persalinan normal ditolong bidan dirumah. Selama kehamilan dan kelahiran tidak ada masalah.
b. Riwayat masa kanak-kanak awal (0-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi dan balita normal. Pasien minum ASI didampingi dengan susu formula.
c. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan padan masa ini normal. Pasien berkembang seperti anak seumurannya. Pasien merupakan anak yang aktif, mudah bersosialisasi, dan punya banyak teman.
d. Riwayat masa remaja
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai umur sebagaimana anak seumurnya sehingga pasien tidak ada gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya..
e. Riwayat dewasa muda
Pasien tidak tamat SMP karena pasien depresi ibunya meninggal. Pasien menikah muda dengan lelaki yg lebih tua dan mempunyai istri.
f. Riwayat pendidikan
Pasien hanya tamatan SD.
g. Riwayat pekerjaan
Pasien tidak mempunyai pekerjaan tetap, tetapi hanya membantu suaminya bekerja dikebun.
h. Riwayat pernikahan
Pasien sudah menikah dan mempunyai 1 orang anak.
i. Riwayat kehidupan beragama
Pasien beragama Islam dan rajin beribadah.
j. Riwayat Psikoseksual
Pasien sudah menikah. Tidak ada masalah dalam psikoseksual
k. Riwayat pelanggaran hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum dan terlibat dalam masalah hukum.
l. Aktivitas sosial
Pasien sekarang jarang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan tetangga. Pasien jarang keluar rumah, pasien jarang mengobrol dan bercengkrama dengan tetangga.
E. Riwayat Keluarga
Di keluarga tidak ada yang memiliki keluhan serupa dengan pasien. Pasien merupakan anak keempat dari delapan bersaudara. Pasien memiliki saudara kandung 4 perempuan dan 4 laki-laki. Pasien hanya tinggal dengan suaminya tetapi semenjak suaminya pergi pasien tinggal sendirian dirumah, sedangkan kakak dan adik nya sudah berkeluarga dan memiliki rumah masing-masing. Ayah pasien adalah seorang petani dan ibunya membantu ayahnya dikebun.
Keluarga Inti Ny. N (pasien)
No Nama Jenis Kelamin Usia Hubungan Sifat
1 Tn. R Laki-Laki 76 tahun Ayah kandung Tegas, pekerja keras
2 Ny. T Perempuan 69 tahun Ibu kandung Baik, lembut
3 Ny. W Perempuan 58 tahun Kakak kandung Baik
4 Tn. C Laki-laki 55 tahun Kakak kandung Baik, keras
5 Ny. S Perempuan 45 tahun Kakak kandung Baik
6 Ny. N Perempuan 43 tahun Pasien Baik, pendiam
7 Ny. Z Perempuan 41 tahun Adik kandung Baik
8 Tn. I Laki-laki 39 tahun Adik kandung Baik
9 Ny. L Perempuan 35 tahun Adik kandung Baik, periang
10 Tn. S Laki-laki 32 tahun Adik kandung Baik , pekerja keras
Genogram
Keterangan: : laki-laki : Laki-laki (Meninggal dunia)
: Perempuan : Perempuan (Meninggal dunia)
: Pasien
Pasien adalah anak keempat dari delapan bersaudara. pasien dibesarkan dalam kondisi ekonomi yang menengah. Ayah dan ibu pasien bekerja sebagai petani dikebun kepunyaan pribadi. Tidak ada hubungan darah antara ayah dan ibu pasien. Hubungan keduanya harmonis, ayah dan ibu pasien adalah orang tua yang disiplin dan juga pekerja keras. Hubungan pasien dengan ayah, ibu dan saudara-saudaranya cukup harmonis.
F. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien sekarang tinggal di RSKJ Soeprapto Bengkulu. Pasien dirumah juga tinggal sendiri. Lingkungan tempat tinggal pasien terkesan padat penduduk dan saling berdekatan rumahnya dengan tetangga, hubungan pasien dengan tetangga sekitar rumah baik. Rumah Sakit jiwa berada kira-kira setengah kilometer dari rumah pasien. Dalam biaya pengobatan pasien dibantu oleh dinas sosial (PSBL) sehingga tidak dikenai biaya. Keluarga pasien sangat terbuka dan mendukung kesembuhan pasien dan selalu mengingatkan pasien untuk rutin minum obat serta kontrol bila obat habis.
G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya dan Lingkungannya
Pasien sadar bahwa dirinya sakit dan perlu pengobatan sehingga dia pergi ke RSKJ Soeprapto untuk melakukan pengobatan. Tetapi pasien tidak mengakui bahwa dia menderita gangguan jiwa. Pasien berobat atas kemauan sendiri dan berkomitmen minum obat sesuai anjuran dokter dan bila obat habis pasien ingin kontrol secara teratur.
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Perempuan 43 tahun, paras sesuai umur dengan postur tubuh yang astenikus (kurus), kesan gizi pasien cukup. Pasien menggunakan jilbab. Keadaan pasien tenang.
2. Kesadaran
Kompos mentis
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Keadaan pasien tenang. Pasien tidak memperlihatkan gerak-gerik yang tidak bertujuan, gerak berulang, maupun gerakan abnormal/involunter.
4. Pembicaraan
• Kuantitas : Pasien dapat menjawab pertanyaan dan dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.
• Kualitas : pasien dapat memahami dan memberikan respon dengan baik, dan menjawab pertanyaan dengan spontan, pasien terkadang bercerita dengan spontan tetapi tiba- tiba pasien terdiam dan menunjukan ekspresi seperti berfikir sesuatu, volume bicara cendrung kuat, intonasi pasien berbicara agak cepat, pengucapan kata jelas dan pembicaraan dapat dimengerti.
• Tidak ada hendaya berbahasa.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien kooperatif, kontak mata adekuat. Pasien dapat menjawab pertanyaan dengan baik
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Euforia
2. Afek : Labil
3. Keserasian : Tidak serasi
C. Gangguan Persepsi
- Halusinasi auditorik (+) : pasien mendengar suara- suara yang mengganggunya.
- Halusinasi visual (+) : pasien mengatakan ada sosok laki-laki dan perempuan yang selalu mendatanginya.
D. Proses Pikir
1. Bentuk pikir : Tidak Realistik
2. Arus pikir
a. Produktivitas : pasien dapat menjawab spontan saat diajukan pertanyaan, namun terkadang pasien saat ditanya tiba-tiba terdiam (blocking) kemudian pasien menjawab kembali pertanyaannya.
b. Kontinuitas : Koheren, mampu memberikan jawaban sesuai pertanyaan
c. Hendaya berbahasa : Tidak terdapat hendaya berbahasa
3. Isi pikiran :
- Waham somatik (+) : pasien merasa kesakitan karena tangan dan kakinya ditindih oleh teman-teman sekamarnya.
E. Fungsi Intelektual / Kognitif
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
• Taraf pendidikan
Pasien lulusan SD
• Pengetahuan Umum
Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat siapa presiden Indonesia, dan dapat menjumlahkan angka.
2. Daya konsentrasi dan perhatian
Konsentrasi pasien baik, pasien juga mampu mengulangi apa yang pemeriksa bicarakan. Perhatian pasien baik, pasien bisa bisa menyebutkan benda-benda yang ada disekitarnya.
3. Orientasi
• Waktu : Baik, pasien mengetahui saat wawancara saat pagi hari
• Tempat : Baik, pasien mengetahui keberadaannya di RSKJ Soeprapto Bengkulu
• Orang : Baik, pasien mengetahui siapa saja saudaranya, siapa saja yang tinggal serumah dengannya, dan mengetahui sedang diwawancara oleh siapa.
• Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang konsultasi dan wawancara.
4. Daya Ingat
• Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien masih dapat mengingat dimana pasien bersekolah SD
• Daya ingat jangka menengah
Baik, pasien dapat mengingat apa yang dilakukan pada bulan lalu
• Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien dapat mengingat makan apa kemaren.
• Daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengingat nama pemeriksa dan dapat mengulang apa yang pemeriksa bicarakan.
• Akibat hendaya daya ingat pasien
Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien saat ini.
6. Kemampuan baca tulis: baik
7. Kemampuan visuospatial: baik
8. Berpikir abstrak: baik, pasien dapat menjelaskan persamaan meja dan kursi
9. Kemampuan menolong diri sendiri : baik, pasien dapat melakukan perawatan diri sehari- hari secara mandiri seperti mandi, makan, minum, dan melakukan pekerjaan rumah sendiri.
F. Daya Nilai
Daya nilai sosial pasien baik. Uji daya nilai realitas pasien juga baik.
G. Pengendalian Impuls
Pengendalian impuls pasien baik, selama wawancara dapat mengontrol emosinya dengan baik (tidak mengamuk atau menangis)
H. Tilikan
Tilikan derajat 6, karena pasien menyadari sepenuhnya akan penyakitnya.
I. Taraf Dapat Dipercaya
Kemampuan pasien untuk dapat dipercaya cukup baik dengan jujur mengenai peristiwa yang terjadi, dan di cross check juga dengan keterangan dari adik pasien yang menceritakan kejadian yang serupa.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
• KU : Tampak Sehat
• Sensorium : CM (GCS: E4 V5 M6)
Vital Sign
• TD : 120/70 mmHg
• Nadi : 85 x/menit
• RR : 20 x/menit
• Suhu : 36,5 oC
b. Status Internus
Kepala Normocephali, pertumbuhan rambut merata, dan warna rambut hitam-putih, pasien menggunakan jilbab
Mata Sklera ikterik -/-, conjungtiva palpbera anemis -/-, edema palpebra -/-
Hidung deformitas (-), tidak ada sekret.
Telinga deformitas (-), liang lapang, pengeluaran sekret (-).
Mulut bibir tidak sianosis, lidah kotor (-), papil lidah tersebar merata, mukosa lidah merah
Leher Dalam batas normal
Thorax Tidak terdapat scar, simetris kiri dan kanan
Paru Pernapasan Statis-Dinamis kiri = kanan.
Jantung iktus kordis tidak terlihat
Bunyi jantung normal
Abdomen Datar, tampak benjolan (-)
Bising usus (+)
Ektrimitas Pitting edema (-/-) pada ekstrimitas, akral teraba hangat.
c. Status Neurologis
i. Saraf kranial : dalam batas normal
ii. Saraf motorik : dalam batas normal
iii. Sensibilitas : dalam batas normal
iv. Susunan saraf vegetatif : dalam batas normal
v. Fungsi luhur : dalam batas normal
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LANJUT
- pada pasien belum dilakukan pemeriksaan penunjang
- disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah rutin dan urin lengkap
VI. FORMULASI DIAGNOSIS
Perempuan 43 tahun, sudah menikah, tidak bekerja, tinggal dirumah sendirian.
Penampilan rapi, perawatan diri pasien baik
Riwayat stressor : orang tua meninggal, tidak lulus SMP dan ditinggal pergi suami.
Pasien kooperatif, kontak mata adekuat, pembicaraan pasien koheren dan terdapat blocking
Mood pasien euforia, afek pasien labil dan tidak serasi
Keluhan pertama kali muncul saat pasien masih SMP pada tahun 1989.
Gangguan pada aktivitas sosial
VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I
F 20.0 Gangguan Skizofrenia Paranoid
Aksis II
Tidak ada diagnosis
Aksis III
Tidak ada diagnosis
Aksis IV
Orang tua meninggal, tidak lulus SMP dan ditinggal pergi suami.
Aksis V
GAF scale 60 – 51
VII. PROGNOSIS
1. Faktor yang memberikan pengaruh baik:
◦ Faktor pencetus jelas yaitu: orang tua pasien meninggal, tidak tamat SMP dan ditinggal suami.
◦ Dijumpai adanya riwayat depresi
◦ Adanya gejala positif yaitu adanya halusinasi dan waham
◦ Dukungan keluarga yang baik terhadap kesembuhan pasien
2. Faktor yang memberikan pengaruh buruk:
◦ Gangguan terjadi saat usia muda
◦ Gangguan sudah terjadi selama bertahun tahun
◦ Pasien memang dikenal sebagai anak yang pendiam dan kurang memilik banyak teman
Prognosis pasien secara menyeluruh adalah dubia ad malam. Sehingga kesimpulan prognosis pada pasien berdasarkan wawancara diatas sebagai berikut
Quo Ad Vitam : Dubia Ad bonam
Quo Ad Functionam : Dubia Ad malam
Quo Ad Sanationam : Dubia Ad malam
VIII. Terapi
• Psikofarmaka
o Clozapin 2x25 mg
• Psikoterapi & Edukasi
Psikoterapi yang diberikan pasien adalah psikoterapi suportif, psikoterapi reedukatif, dan terapi kognitif-perilaku.
- Psikoterapi suportif bertujuan untuk memperkuat mekanisme defens (pertahanan) pasien terhadap stres. Hal ini dilakukan mengingat toleransi (kemampuan) pasien mengahadapi stres (tekanan, kecewa, frustasi) rendah. Selain itu pasien mudah stres, mengurung diri dikamar, tidak mau berbicara dengan keluarga bila ada masalah. Perlu diadakannya terapi untuk meningkatkan kemampuan pengendalian diri dan menghadapi masalah.
- Psikoterapi reedukatif bertujuan untuk meningkatkan insight (pengetahuan pasien) terhadap penyakitnya serta mengembangkan kemampuannya untuk menunjang penyembuhan dirinya. Selain itu juga meningkatkan pengetahuan keluarga untuk mendukung kesembuhan pasien. Peningkatan pengetahuan dilakukan dengan edukasi baik terhadap pasien maupun keluarga.
- Psikoterapi rekonstruktif bertujuan untuk dicapainya tilikan akan konflik-konflik nirsadar dengan usaha untuk mecapai perubahan struktur luas kepribadian. Membangun kembali kepercayaan diri pasien, menjelaskan kepada pasien bahwa pasien memiliki bakat karena pasien memiliki otak yang cerdas. Menolak semua pikiran negatif mengenai dirinya, dan menyarankan untuk tidak menghiraukan suara halusinasi atau halusinasi visual yang menggganggu dirinta tersebut.
- Edukasi
o Menyarankan kepada keluarga untuk selalu memberikan dukungan kepada pasien, jangan membatasi aktivitas positif yang disukai pasien, ajak pasien bergembira, kurangi hal-hal yang dapat meningkatkan stresor.
o Berdiskusi terhadap pentingnya pasien untuk minum obat teratur dan control, selain itu kembali menyibukan diri seperti aktivitas dulu, kembali melakukan hal-hal yang menyenangkan, jangan menyimpan emosi dan berbicara kepada keluarga jika ada masalah di diri pasien bila mungkin bisa kontrol ke psikiater.
PEMBAHASAN
Dari hasil wawancara, didapatkan bahwa pasien ini mengalami gangguan mental psikotik dan bukan merupakan gangguan mental organik, karena tidak adanya penyakit organik spesifik yang diduga berkaitan dengan gangguan jiwa, tidak ada penurunan kesadaran patologis, gangguan sensorium atau gangguan neurologis serta tidak terdapat gangguan fungsi kognitif ( memori, intelektual, dan learning ) 1
Menurut DSM-IV, pasien ini memenuhi kriteria diagnostik Skizofrenia , yaitu1
a. Gejala karakteristik : 2 atau lebih poin berikut, masing masing terjadi dalam porsi waktu yang signifikan selama periode 1 bulan atau kurang lebih telah berhasil diobati : waham, halusinasi, bicara kacau, perilaku kacau, gejalah negatif.
b. Disfungsi sosial / okupasional
c. Durasi : tanda kontinu gangguan berlangsung selama 6 bulan.
d. Eksklusi gangguan mood dan skizoafektif
e. Eksklusi kondisi medis umum atau zat
f. Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasif
Memenuhi kriteria Skizofrenia Paranoid, karena 2:
1. Memenuhi kriteria umum Skizofrenia
2. Halusinasi auditorik, visual dan waham paranoid yang menonjol dibandingkan perilaku yang lain. Pasien sering mendengar seperti suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah. Halusinasi visual yaitu pasien melihat sosok laki-laki dan perempuan.
3. Gangguan afektif, gejala katatonik tidak didapatkan pada pasien sehingga untuk diagnosis skizoafektif dan skizofrenia katatonik dapat disingkirkan.
Pada pasien ini diberikan Clozapin 2 x 25 mg. Clozapin adalah obat dengan golongan APG II yang bermanfaat baik untuk gejalah positif dan negatif. Afinitas terhadap D2 rendah sedangkan terhadap 5-HT2 tinggi, maka menyebabkan rendahnya efek samping ekstrapiramidal. Efek sedasi nya kuat sehingga bisa menangani masalah sulit tidur pasien. Dan efek otonomiknya jga minimal.3
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. 2010. Buku ajar psikiatri klinis. Edisi 2. Jakarta :EGC
2. Maslim R. (editor). 2002. Diagnosis Gangguan Jiwa : Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya
3. Maslim R. 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya
Riwayat Psikiatri
Riwayat psikiatri diperoleh dari heteroanamnesis dengan Ny. Y (Adik Kandung Pasien) dan autoanamnesis. Kebenaran anamnesis dapat dipercaya.
Identitas Pasien
Nama : Ny. N
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 43 Tahun
Anak : Keempat dari delapan bersaudara
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
Status : Menikah
Suku : Rejang
Agama : Islam
Alamat : Jln xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Bengkulu
Tgl masuk : 23-03-2015
Identitas Adik Pasien
Nama : Ny. L
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 35 tahun
Anak : Ketujuh dari delapan bersaudara
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tani
Status : Menikah
Suku : Rejang
Agama : Islam
Alamat : Jln xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Bengkulu
I. Riwayat Psikiatri
A. Keluhan Utama
Pasien gelisah, bingung, tidur kurang, dan keluyuran sejak 1 bulan yang lalu.
B. Riwayat Gangguan Sekarang
AUTOANAMNESIS
Perempuan 43 tahun, merupakan anak keempat dari delapan bersaudara dan sudah menikah. Pasien masuk RSKJ Suprapto kembali pada tanggal 23 maret 2015, dengan keluhan pasien gelisah, bingung, tidur kurang, dan sering keluyuran. Sejak 1 bulan terakhir ini pasien merasa kalau dirinya kumat bila berada dirumah. Dengan sadar pasien meminta adiknya untuk diantarkan ke RSKJ Soeprapto. Selama dirumah pasien sering keluyuran dikarenakan selalu mendengar bisikan bisikan. Bisikan tersebut sudah pasien dengar pertama kali sejak pasien dibangku SMP. Bisikan tersebut terdengar seperti suara laki-laki yang mengajak pasien pergi dan menggangu aktivitas pasien, sehingga pasien mengalami kesulitan tidur dan merasa kebingungan. Sekarang pasien berada diruang anggrek RSKJ Soeprapto. Pasien masih mendengar suara bisik-bisikan dan merasa kaki dan tangannya sakit akibat ditindih oleh teman sekamarnya, oleh karena itu pasien merasa takut dengan teman sekamarnya.
Keluhan pertama kali muncul pada pada tahun 1989, saat itu pasien masih kelas 2 SMP. Pada saat itu pasien mengalami musibah dengan meninggalnya ibu kandungnya sehingga pasien sangat merasa kehilangan. Pada saat itu pasien tidak sempat melihat ibunya untuk terakhir kalinya dikarenakan pasien tinggal di Bengkulu sedangkan orangtuanya ada didusun. Dengan kejadian itu pula pasien tidak bisa untuk lulus SMP. Pasien terlihat senyum-senyum sendiri, menangis dan sering bicara sendiri. Melihat hal itu pasien lalu diantarkan oleh keluarganya ke RSKJ Soeprapto. Beberapa hari disana pasien kabur pulang kerumah.
Pada saat usia pasien 20 tahun, pasien menikah dengan lelaki yang lebih tua dari pasien. Ternyata lelaki tersebut sudah memiliki istri di Jawa. Pasien mengaku dirinya tidak mempunyai anak dengan suaminya. Suami pasien membuat rumah kecil untuk pasien tepat dibelakang rumah adik pasien. Mereka bekerja dikebun kepunyaan suaminya. Dengan seiring waktu suami pasien mengalami sakit dan suami pasien bertekat untuk kembali dengan istri pertamanya, dikarenakan suami pasien juga tidak sanggup untuk mengurusi pasien yang sedang sakit juga. Sampai saat ini pasien tidak tahu keberadaan suaminya. Sejak saat itu pasien sering mengurung diri dan tidak mau bicara kepada siapapun. Pasien selalu berdiam diri dirumah, terkadang pasien sering keluyuran keluar rumah dengan tidak memakai baju. Pasien selalu menganggap ada orang yang selalu menaburkan garam di didalam rumahnya yang selalu membuat pasien merasa kedinginan. Pasien menganggap kalau garam didapurnya selalu habis. Pasien selalu memukuli kepalanya sendiri dikarenakan adanya bisikan bisikan sehingga pasien menggunakan jilbab dan berhenti menyakiti dirinya. Karena pasien gelisah lalu pasien diantar kembali ke RSKJ Soeprapto dan kabur kembali.
Pada tahun 2014, pasien kembali dibawa oleh keluarga ke RSJK soeprapto karena pasien mengamuk. Pasien selalu melempari batu kerumah tetangganya tanpa sebab. Pasien di bawa adiknyanya ke RSKJ Soeprapto karena takut membahayakan orang-orang di lingkungan rumahnya. Lalu pasien kabur lagi dan pulang kerumah.
HETEROANAMNESIS
Diperoleh dari adik kandung pasien, Ny. L, berusia 35 tahun, bekerja sebagai tani. Ny. L mengatakan bahwa akhir-akhir ini pasien sulit tidur, kebingungan, dan sering keluyuran malam sehingga pasien memintanya untuk dibawa berobat ke RSJ supaya pasien bisa tenang.
Adik pasien menceritakan bahwa pasien merupakan anak yang baik, anak yang cantik dengan rambut yang panjang, pintar mengaji, pendiam dan pembersih. Pada saat kelas 2 SMP, ibu pasien meninggal dunia dan pasien mulai merasa depresi sehingga pasien tidak lulus SMP. Dan pada saat itu pasien mulai merasa sakit. Pasien tidak sadar memotong rambut panjangnya hingga rambutnya pendek. Adik pasien sering melihat pasien selalu senyum-senyum sendiri, menangis dan bicara sendiri. Adik pasien selalu membawa pasien apabila pasien sudah terlihat gelisah tetapi pasien selalu kabur pulang kerumah. Adik pasien mengungkapkan bahwa pasien sudah menikah dan mempunyai 1 orang anak, tetapi setelah pasien melahirkan anak pasien langsung dibawa oleh mertuanya pergi sehingga pasien tidak pernah tahu akan keberadaan anaknya. Sekarang suami pasien kembali ke istri pertamanya dan suami pasien jarang menghubungi pasien lagi. Adik pasien selalu rajin membawa pasien ke RSKJ Soeprapo jika pasien mulai gelisah. Sekarang pasien sudah kurang lebih 1 bulan dirawat di RSKJ Soeprapto Bengkulu.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien merupakan pasien ulangan
2. Riwayat Gangguan Medik
- Pasien tidak ada riwayat gangguan medis, dan pasien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
- Tidak ada riwayat hipertensi, tidak ada riwayat diabetes mellitus dan riwayat sakit hipotiroid.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol
Riwayat mengkonsumsi alkohol, rokok, dan menghisap ganja tidak ada.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat pranatal
Pasien lahir cukup bulan dengan persalinan normal ditolong bidan dirumah. Selama kehamilan dan kelahiran tidak ada masalah.
b. Riwayat masa kanak-kanak awal (0-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi dan balita normal. Pasien minum ASI didampingi dengan susu formula.
c. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan padan masa ini normal. Pasien berkembang seperti anak seumurannya. Pasien merupakan anak yang aktif, mudah bersosialisasi, dan punya banyak teman.
d. Riwayat masa remaja
Pasien tumbuh dan berkembang sesuai umur sebagaimana anak seumurnya sehingga pasien tidak ada gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya..
e. Riwayat dewasa muda
Pasien tidak tamat SMP karena pasien depresi ibunya meninggal. Pasien menikah muda dengan lelaki yg lebih tua dan mempunyai istri.
f. Riwayat pendidikan
Pasien hanya tamatan SD.
g. Riwayat pekerjaan
Pasien tidak mempunyai pekerjaan tetap, tetapi hanya membantu suaminya bekerja dikebun.
h. Riwayat pernikahan
Pasien sudah menikah dan mempunyai 1 orang anak.
i. Riwayat kehidupan beragama
Pasien beragama Islam dan rajin beribadah.
j. Riwayat Psikoseksual
Pasien sudah menikah. Tidak ada masalah dalam psikoseksual
k. Riwayat pelanggaran hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum dan terlibat dalam masalah hukum.
l. Aktivitas sosial
Pasien sekarang jarang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan tetangga. Pasien jarang keluar rumah, pasien jarang mengobrol dan bercengkrama dengan tetangga.
E. Riwayat Keluarga
Di keluarga tidak ada yang memiliki keluhan serupa dengan pasien. Pasien merupakan anak keempat dari delapan bersaudara. Pasien memiliki saudara kandung 4 perempuan dan 4 laki-laki. Pasien hanya tinggal dengan suaminya tetapi semenjak suaminya pergi pasien tinggal sendirian dirumah, sedangkan kakak dan adik nya sudah berkeluarga dan memiliki rumah masing-masing. Ayah pasien adalah seorang petani dan ibunya membantu ayahnya dikebun.
Keluarga Inti Ny. N (pasien)
No Nama Jenis Kelamin Usia Hubungan Sifat
1 Tn. R Laki-Laki 76 tahun Ayah kandung Tegas, pekerja keras
2 Ny. T Perempuan 69 tahun Ibu kandung Baik, lembut
3 Ny. W Perempuan 58 tahun Kakak kandung Baik
4 Tn. C Laki-laki 55 tahun Kakak kandung Baik, keras
5 Ny. S Perempuan 45 tahun Kakak kandung Baik
6 Ny. N Perempuan 43 tahun Pasien Baik, pendiam
7 Ny. Z Perempuan 41 tahun Adik kandung Baik
8 Tn. I Laki-laki 39 tahun Adik kandung Baik
9 Ny. L Perempuan 35 tahun Adik kandung Baik, periang
10 Tn. S Laki-laki 32 tahun Adik kandung Baik , pekerja keras
Genogram
Keterangan: : laki-laki : Laki-laki (Meninggal dunia)
: Perempuan : Perempuan (Meninggal dunia)
: Pasien
Pasien adalah anak keempat dari delapan bersaudara. pasien dibesarkan dalam kondisi ekonomi yang menengah. Ayah dan ibu pasien bekerja sebagai petani dikebun kepunyaan pribadi. Tidak ada hubungan darah antara ayah dan ibu pasien. Hubungan keduanya harmonis, ayah dan ibu pasien adalah orang tua yang disiplin dan juga pekerja keras. Hubungan pasien dengan ayah, ibu dan saudara-saudaranya cukup harmonis.
F. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien sekarang tinggal di RSKJ Soeprapto Bengkulu. Pasien dirumah juga tinggal sendiri. Lingkungan tempat tinggal pasien terkesan padat penduduk dan saling berdekatan rumahnya dengan tetangga, hubungan pasien dengan tetangga sekitar rumah baik. Rumah Sakit jiwa berada kira-kira setengah kilometer dari rumah pasien. Dalam biaya pengobatan pasien dibantu oleh dinas sosial (PSBL) sehingga tidak dikenai biaya. Keluarga pasien sangat terbuka dan mendukung kesembuhan pasien dan selalu mengingatkan pasien untuk rutin minum obat serta kontrol bila obat habis.
G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya dan Lingkungannya
Pasien sadar bahwa dirinya sakit dan perlu pengobatan sehingga dia pergi ke RSKJ Soeprapto untuk melakukan pengobatan. Tetapi pasien tidak mengakui bahwa dia menderita gangguan jiwa. Pasien berobat atas kemauan sendiri dan berkomitmen minum obat sesuai anjuran dokter dan bila obat habis pasien ingin kontrol secara teratur.
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Perempuan 43 tahun, paras sesuai umur dengan postur tubuh yang astenikus (kurus), kesan gizi pasien cukup. Pasien menggunakan jilbab. Keadaan pasien tenang.
2. Kesadaran
Kompos mentis
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Keadaan pasien tenang. Pasien tidak memperlihatkan gerak-gerik yang tidak bertujuan, gerak berulang, maupun gerakan abnormal/involunter.
4. Pembicaraan
• Kuantitas : Pasien dapat menjawab pertanyaan dan dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.
• Kualitas : pasien dapat memahami dan memberikan respon dengan baik, dan menjawab pertanyaan dengan spontan, pasien terkadang bercerita dengan spontan tetapi tiba- tiba pasien terdiam dan menunjukan ekspresi seperti berfikir sesuatu, volume bicara cendrung kuat, intonasi pasien berbicara agak cepat, pengucapan kata jelas dan pembicaraan dapat dimengerti.
• Tidak ada hendaya berbahasa.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien kooperatif, kontak mata adekuat. Pasien dapat menjawab pertanyaan dengan baik
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Euforia
2. Afek : Labil
3. Keserasian : Tidak serasi
C. Gangguan Persepsi
- Halusinasi auditorik (+) : pasien mendengar suara- suara yang mengganggunya.
- Halusinasi visual (+) : pasien mengatakan ada sosok laki-laki dan perempuan yang selalu mendatanginya.
D. Proses Pikir
1. Bentuk pikir : Tidak Realistik
2. Arus pikir
a. Produktivitas : pasien dapat menjawab spontan saat diajukan pertanyaan, namun terkadang pasien saat ditanya tiba-tiba terdiam (blocking) kemudian pasien menjawab kembali pertanyaannya.
b. Kontinuitas : Koheren, mampu memberikan jawaban sesuai pertanyaan
c. Hendaya berbahasa : Tidak terdapat hendaya berbahasa
3. Isi pikiran :
- Waham somatik (+) : pasien merasa kesakitan karena tangan dan kakinya ditindih oleh teman-teman sekamarnya.
E. Fungsi Intelektual / Kognitif
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
• Taraf pendidikan
Pasien lulusan SD
• Pengetahuan Umum
Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat siapa presiden Indonesia, dan dapat menjumlahkan angka.
2. Daya konsentrasi dan perhatian
Konsentrasi pasien baik, pasien juga mampu mengulangi apa yang pemeriksa bicarakan. Perhatian pasien baik, pasien bisa bisa menyebutkan benda-benda yang ada disekitarnya.
3. Orientasi
• Waktu : Baik, pasien mengetahui saat wawancara saat pagi hari
• Tempat : Baik, pasien mengetahui keberadaannya di RSKJ Soeprapto Bengkulu
• Orang : Baik, pasien mengetahui siapa saja saudaranya, siapa saja yang tinggal serumah dengannya, dan mengetahui sedang diwawancara oleh siapa.
• Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang konsultasi dan wawancara.
4. Daya Ingat
• Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien masih dapat mengingat dimana pasien bersekolah SD
• Daya ingat jangka menengah
Baik, pasien dapat mengingat apa yang dilakukan pada bulan lalu
• Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien dapat mengingat makan apa kemaren.
• Daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengingat nama pemeriksa dan dapat mengulang apa yang pemeriksa bicarakan.
• Akibat hendaya daya ingat pasien
Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien saat ini.
6. Kemampuan baca tulis: baik
7. Kemampuan visuospatial: baik
8. Berpikir abstrak: baik, pasien dapat menjelaskan persamaan meja dan kursi
9. Kemampuan menolong diri sendiri : baik, pasien dapat melakukan perawatan diri sehari- hari secara mandiri seperti mandi, makan, minum, dan melakukan pekerjaan rumah sendiri.
F. Daya Nilai
Daya nilai sosial pasien baik. Uji daya nilai realitas pasien juga baik.
G. Pengendalian Impuls
Pengendalian impuls pasien baik, selama wawancara dapat mengontrol emosinya dengan baik (tidak mengamuk atau menangis)
H. Tilikan
Tilikan derajat 6, karena pasien menyadari sepenuhnya akan penyakitnya.
I. Taraf Dapat Dipercaya
Kemampuan pasien untuk dapat dipercaya cukup baik dengan jujur mengenai peristiwa yang terjadi, dan di cross check juga dengan keterangan dari adik pasien yang menceritakan kejadian yang serupa.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
• KU : Tampak Sehat
• Sensorium : CM (GCS: E4 V5 M6)
Vital Sign
• TD : 120/70 mmHg
• Nadi : 85 x/menit
• RR : 20 x/menit
• Suhu : 36,5 oC
b. Status Internus
Kepala Normocephali, pertumbuhan rambut merata, dan warna rambut hitam-putih, pasien menggunakan jilbab
Mata Sklera ikterik -/-, conjungtiva palpbera anemis -/-, edema palpebra -/-
Hidung deformitas (-), tidak ada sekret.
Telinga deformitas (-), liang lapang, pengeluaran sekret (-).
Mulut bibir tidak sianosis, lidah kotor (-), papil lidah tersebar merata, mukosa lidah merah
Leher Dalam batas normal
Thorax Tidak terdapat scar, simetris kiri dan kanan
Paru Pernapasan Statis-Dinamis kiri = kanan.
Jantung iktus kordis tidak terlihat
Bunyi jantung normal
Abdomen Datar, tampak benjolan (-)
Bising usus (+)
Ektrimitas Pitting edema (-/-) pada ekstrimitas, akral teraba hangat.
c. Status Neurologis
i. Saraf kranial : dalam batas normal
ii. Saraf motorik : dalam batas normal
iii. Sensibilitas : dalam batas normal
iv. Susunan saraf vegetatif : dalam batas normal
v. Fungsi luhur : dalam batas normal
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LANJUT
- pada pasien belum dilakukan pemeriksaan penunjang
- disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah rutin dan urin lengkap
VI. FORMULASI DIAGNOSIS
Perempuan 43 tahun, sudah menikah, tidak bekerja, tinggal dirumah sendirian.
Penampilan rapi, perawatan diri pasien baik
Riwayat stressor : orang tua meninggal, tidak lulus SMP dan ditinggal pergi suami.
Pasien kooperatif, kontak mata adekuat, pembicaraan pasien koheren dan terdapat blocking
Mood pasien euforia, afek pasien labil dan tidak serasi
Keluhan pertama kali muncul saat pasien masih SMP pada tahun 1989.
Gangguan pada aktivitas sosial
VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I
F 20.0 Gangguan Skizofrenia Paranoid
Aksis II
Tidak ada diagnosis
Aksis III
Tidak ada diagnosis
Aksis IV
Orang tua meninggal, tidak lulus SMP dan ditinggal pergi suami.
Aksis V
GAF scale 60 – 51
VII. PROGNOSIS
1. Faktor yang memberikan pengaruh baik:
◦ Faktor pencetus jelas yaitu: orang tua pasien meninggal, tidak tamat SMP dan ditinggal suami.
◦ Dijumpai adanya riwayat depresi
◦ Adanya gejala positif yaitu adanya halusinasi dan waham
◦ Dukungan keluarga yang baik terhadap kesembuhan pasien
2. Faktor yang memberikan pengaruh buruk:
◦ Gangguan terjadi saat usia muda
◦ Gangguan sudah terjadi selama bertahun tahun
◦ Pasien memang dikenal sebagai anak yang pendiam dan kurang memilik banyak teman
Prognosis pasien secara menyeluruh adalah dubia ad malam. Sehingga kesimpulan prognosis pada pasien berdasarkan wawancara diatas sebagai berikut
Quo Ad Vitam : Dubia Ad bonam
Quo Ad Functionam : Dubia Ad malam
Quo Ad Sanationam : Dubia Ad malam
VIII. Terapi
• Psikofarmaka
o Clozapin 2x25 mg
• Psikoterapi & Edukasi
Psikoterapi yang diberikan pasien adalah psikoterapi suportif, psikoterapi reedukatif, dan terapi kognitif-perilaku.
- Psikoterapi suportif bertujuan untuk memperkuat mekanisme defens (pertahanan) pasien terhadap stres. Hal ini dilakukan mengingat toleransi (kemampuan) pasien mengahadapi stres (tekanan, kecewa, frustasi) rendah. Selain itu pasien mudah stres, mengurung diri dikamar, tidak mau berbicara dengan keluarga bila ada masalah. Perlu diadakannya terapi untuk meningkatkan kemampuan pengendalian diri dan menghadapi masalah.
- Psikoterapi reedukatif bertujuan untuk meningkatkan insight (pengetahuan pasien) terhadap penyakitnya serta mengembangkan kemampuannya untuk menunjang penyembuhan dirinya. Selain itu juga meningkatkan pengetahuan keluarga untuk mendukung kesembuhan pasien. Peningkatan pengetahuan dilakukan dengan edukasi baik terhadap pasien maupun keluarga.
- Psikoterapi rekonstruktif bertujuan untuk dicapainya tilikan akan konflik-konflik nirsadar dengan usaha untuk mecapai perubahan struktur luas kepribadian. Membangun kembali kepercayaan diri pasien, menjelaskan kepada pasien bahwa pasien memiliki bakat karena pasien memiliki otak yang cerdas. Menolak semua pikiran negatif mengenai dirinya, dan menyarankan untuk tidak menghiraukan suara halusinasi atau halusinasi visual yang menggganggu dirinta tersebut.
- Edukasi
o Menyarankan kepada keluarga untuk selalu memberikan dukungan kepada pasien, jangan membatasi aktivitas positif yang disukai pasien, ajak pasien bergembira, kurangi hal-hal yang dapat meningkatkan stresor.
o Berdiskusi terhadap pentingnya pasien untuk minum obat teratur dan control, selain itu kembali menyibukan diri seperti aktivitas dulu, kembali melakukan hal-hal yang menyenangkan, jangan menyimpan emosi dan berbicara kepada keluarga jika ada masalah di diri pasien bila mungkin bisa kontrol ke psikiater.
PEMBAHASAN
Dari hasil wawancara, didapatkan bahwa pasien ini mengalami gangguan mental psikotik dan bukan merupakan gangguan mental organik, karena tidak adanya penyakit organik spesifik yang diduga berkaitan dengan gangguan jiwa, tidak ada penurunan kesadaran patologis, gangguan sensorium atau gangguan neurologis serta tidak terdapat gangguan fungsi kognitif ( memori, intelektual, dan learning ) 1
Menurut DSM-IV, pasien ini memenuhi kriteria diagnostik Skizofrenia , yaitu1
a. Gejala karakteristik : 2 atau lebih poin berikut, masing masing terjadi dalam porsi waktu yang signifikan selama periode 1 bulan atau kurang lebih telah berhasil diobati : waham, halusinasi, bicara kacau, perilaku kacau, gejalah negatif.
b. Disfungsi sosial / okupasional
c. Durasi : tanda kontinu gangguan berlangsung selama 6 bulan.
d. Eksklusi gangguan mood dan skizoafektif
e. Eksklusi kondisi medis umum atau zat
f. Hubungan dengan gangguan perkembangan pervasif
Memenuhi kriteria Skizofrenia Paranoid, karena 2:
1. Memenuhi kriteria umum Skizofrenia
2. Halusinasi auditorik, visual dan waham paranoid yang menonjol dibandingkan perilaku yang lain. Pasien sering mendengar seperti suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah. Halusinasi visual yaitu pasien melihat sosok laki-laki dan perempuan.
3. Gangguan afektif, gejala katatonik tidak didapatkan pada pasien sehingga untuk diagnosis skizoafektif dan skizofrenia katatonik dapat disingkirkan.
Pada pasien ini diberikan Clozapin 2 x 25 mg. Clozapin adalah obat dengan golongan APG II yang bermanfaat baik untuk gejalah positif dan negatif. Afinitas terhadap D2 rendah sedangkan terhadap 5-HT2 tinggi, maka menyebabkan rendahnya efek samping ekstrapiramidal. Efek sedasi nya kuat sehingga bisa menangani masalah sulit tidur pasien. Dan efek otonomiknya jga minimal.3
DAFTAR PUSTAKA
1. Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. 2010. Buku ajar psikiatri klinis. Edisi 2. Jakarta :EGC
2. Maslim R. (editor). 2002. Diagnosis Gangguan Jiwa : Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya
3. Maslim R. 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya
Atika Amelia- Posts : 8
Reputation : 0
Join date : 19.04.15
Similar topics
» SKIZOFRENIA PARANOID
» Skizofrenia Paranoid
» Skizofrenia Paranoid
» F 20.0 Gangguan Skizofrenia Paranoid
» Laporan Kasus F.20,1 Skizofrenia Paranoid
» Skizofrenia Paranoid
» Skizofrenia Paranoid
» F 20.0 Gangguan Skizofrenia Paranoid
» Laporan Kasus F.20,1 Skizofrenia Paranoid
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik