F 20.0 Gangguan Skizofrenia Paranoid
Halaman 1 dari 1
F 20.0 Gangguan Skizofrenia Paranoid
LAPORAN KASUS
Riwayat Psikiatri
Riwayat psikiatri diperoleh dari heteroanamnesis dengan Ny. Y (Kakak kandung pasien) dan autoanamnesis. Kebenaran anamnesis dapat dipercaya.
Identitas Pasien
Nama : Tn.R
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur : 32 tahun Tgl masuk : 17-03-2015
Anak : kedua dari tiga bersaudara Dibawa oleh keluarga
Pendidikan : D3
Status : Belum Menikah
Suku : Bengkulu
Agama : Islam
Alamat :Jalan xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Bengkulu
Identitas Kakak Pasien
Nama : Ny. Y
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 34 tahun
Anak : Pertama dari tiga bersaudara
Pendidikan : S2
Pekerjaan : Dosen
Status : Menikah
Suku : Bengkulu
Agama : Islam
Alamat : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Bengkulu
I. Riwayat Psikiatri
A. Keluhan Utama
Sulit tidur sejak + 2 minggu yang lalu
B. Riwayat Gangguan Sekarang
AUTOANAMNESIS
Laki-laki 32 tahun, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dan belum menikah. Pasien baru berobat ke poli klinik RSKJ Suprapto pada tanggal 17 maret 2015, dengan keluhan sulit tidur sejak + 2 minggu yang lalu. Selama 2 minggu terakhir ini tidur pasien tidak nyenyak dan sering terbangun pada malam hari karena diganggu oleh bisikan- bisikan. Bisikan tersebut sudah pasien dengar pertama kali sejak tahun 2005 dan 3 tahun terakhir mulai berkurang, namun akhir- akhir ini ia mengeluhkan bisikan tersebut kembali sering mengganggunya sehingga ia sulit untuk tidur. Bisikan tersebut terdengar seperti suara laki-laki yang mengajak pasien pergi dan mengganggu aktivitas pasien sehari- hari dan membuat pasien tidak bisa melakukan aktivitas tersebut jika sedang diganggu.
Keluhan pertama kali muncul pada pada tahun 2005, saat itu pasien baru tamat SMA dan mengikuti tes polisi. Pasien dijanjikan akan lulus tes polisi dengan membayar uang yang jumlah nya cukup besar. Pasien mengikuti seluruh tahapan tes dan lulus tetapi pada tes terakhir yaitu pantohir nama pasien tidak ada di daftar orang –orang yang lulus. Saat itu pasien sangat sedih hingga terjatuh saat mengendarai motor, ia merasa tertipu oleh orang yang menjanjikan bahwa ia akan lulus menjadi polisi. Pasien menyimpan kekesalan dan dendam, Pasien pergi dari rumahnya dan pergi ke Kota Banten untuk menuntut ilmu-ilmu tenaga dalam. Selama menuntut ilmu tenaga dalam, pasien di anjurkan untuk berpuasa dan melaksanakan ibadah-ibadah. Pasien menghilang dari rumah selama 2 bulan dan ketika pulang keadaan pasien seperti orang yang kebingungan.
Sejak saat itu pasien sering mengurung diri dan tidak mau bicara kepada keluarganya. Menurut pasien ada yang selalu mengikuti nya berupa sosok laki-laki besar yang sering muncul dan mengajak pasien untuk berbicara dan mengajak pergi dari rumah. Laki-laki yang menurut pasien adalah teman ghaib itu juga sering berbicara hal-hal yang lucu sehingga membuat pasien tertawa. Melihat keadaan pasien, kelurga membawa pasien ke RSKJ Suprapto untuk berobat dan kemudian menjalani rawat jalan. Satu tahun kemuudian ketika kondisi pasien sudah stabil ia disuruh oleh keluarganya untuk melanjutkan kuliah di Universitas Negeri di kota Bengkulu tetapi pasien hanya bertahan kuliah sampai semester dua karena penyakit pasien sering kambuh sehingga tidak bisa mengikuti perkuliahan dengan aktif. Kemudian pasien dipindahkan tempat kuliah nya di Universitas swasta dan pada tahun 2009 pasien menyelesaikan kuliah strata D3. Setelah menyelesaikan kuliah, pasien tidak diperbolehkan oleh orang tuanya untuk bekerja karena takut akan terjadi hal-hal buruk pada pasien. Pasien dibuatkan kolam lele oleh orang tuanya untuk mengisi kesibukan sehari-harinya.
Pada tahun 2014, pasien kembali dibawa oleh keluarga ke RSJK soeprapto karena pasien mengamuk di rumah tetangga. Pasien masuk dan meninju tetangganya karena sering kebut-kebutan di depan rumahnya. Pasien merasa pusing mendengar suara motor tetangganya tersebut dan mengganggu tidur pasien, karena itulah pasien mendatangi rumah orang tersebut dan mengamuk serta memukuli tetangganya. Pasien di bawa keluarga nya karena takut membahayakan orang-orang di lingkungan rumahnya dan saat itu di rawat selama 1 bulan.
HETEROANAMNESIS
Diperoleh dari kakak kandung pasien, Ny. Y, berusia 34 tahun, bekerja sebagai Dosen. Ny. Y mengatakan bahwa akhir-akhir ini pasien sulit tidur sehingga pasien memintanya untuk dibawa berobat ke RSJ supaya bisa tidur pasien bisa tenang.
Kakak pasien menceritakan bahwa pasien merupakan anak yang baik, cerdas dan berprestasi. Saat SD, SMP dan SMA pasien selalu mendapatkan juara kelas. Pada saat kelas 3 SMA pasien pernah mengalami trauma psikis akibat teman-teman dikelasnya. Pasien merupakan anak yang cerdas dan pendiam sehingga pasien di “bully” oleh teman-temannya, Pasien dipaksa merokok, minum-minuman beralkohol dan menghisap ganja oleh teman laki-laki di kelasnya sehingga pasien tidak mau ke sekolahan lagi. Pasien selalu ketakutan sehingga harus di tunggui oleh orang tuanya jika ke sekolah. Setelah kejadian itu pasien lebih sering mengurung diri di kamar. Setelah tamat SMA pasien sempat mengikuti tes pegawai kejaksaan tetapi tidak lulus, kemudian pasien mengikuti tes polisi, ketika itu pasien di janjikan oleh seseorang bahwa ia akan lulus jika memberikan sejumlah uang tetapi setelah uang tersebut diberikan pasien tidak lulus. Saat itulah kejiwaan pasien mulai mengalami gangguan. Pasien selalu mengurung diri di kamar dan tidak mau berkumpul lagi dengan keluarganya. Pasien sempat pergi dari rumah selama dua bulan. Pasien sempat menelpon keluarganya bahwa ia sedang di Banten, ia memberitahu keluarga bahwa ia baik-baik saja dan tidak perlu dicari. Saat kembali ke rumah, keadaan pasien seperti orang yang kebingungan. Pasien sering terlihat berbicara dan tertawa sendiri di dalam kamar, kemudian keluarga membawa pasien ke RSKJ Suprapto untuk mendapat pengobatan.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien belum pernah ada gangguan psikiatri sebelumnya, pasien belum pernah berobat ke rumah sakit jiwa maupun ke psikiater.
2. Riwayat Gangguan Medik
- Pasien tidak ada riwayat gangguan medis, dan pasien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
- Tidak ada riwayat hipertensi, tidak ada riwayat diabetes mellitus dan riwayat sakit hipotiroid.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol
Riwayat mengkonsumsi alkohol, rokok, dan menghisap ganja ada.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat pranatal
Pasien lahir cukup bulan dengan persalinan normal ditolong bidan dirumah. Selama kehamilan dan kelahiran tidak ada masalah.
b. Riwayat masa kanak-kanak awal (0-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi dan balita normal. Pasien minum ASI sejak 0 bulan sampai usia 2 tahun didampingi dengan susu formula.
c. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan padan masa ini normal. Pasien berkembang menjadi anak yang pintar, selalu mendapat juara kelas. Pasien merupakan anak yang pendiam, tidak banyak berbicara, jarang bermain keluar rumah, sehingga tidak memilik banyak teman dekat.
d. Riwayat masa remaja
Saat remaja pasien tetap berkembang menjadi seseorang yang pendiam dan pintar. Pasien merupakan anak yang giat belajar dan memiliki banyak prestasi di sekolah. Pasien tidak memiliki teman dekat disekolah, pasien dalam bergaul memilih- milih teman dan tidak pernah pergi bermain keluar rumah dengan teman- teman sekolahnya. Sehari- hari pasien sering dirumah belajar. Pasien juga tidak mempunyai pacar.
e. Riwayat dewasa muda
Setelah tamat SMA, pasien mengikuti tes polisi dan tidak lulus. Kemudian pasien mengalami depresi dan berobat ke RSKJ. Setelah kondisi pasien stabil pasien melanjutkan kuliah hingga menyelesaikan strata D3 jurusan Sistem Informatika. Setelah itu pasien hanya menghaabiskan waktu di rumah bersama keluarganya.
f. Riwayat pendidikan
Pasien sekolah SD, SMP, dan SMA dan selalu mendapat juara di sekolahnya. Pasien merupakan sarjana diploma jurusan Sistem Informatika,Perguruan Tinggi Swasta di kota Bengkulu . Pasien tamat dengan nilai cukup memuaskan.
g. Riwayat pekerjaan
Pasien tidak pernah bekerja di luar rumah. Pasien hanya beternak ikan lele di belakang rumahnya untuk mengisi aktivitasnya sehari-hari.
h. Riwayat pernikahan
Pasien belum menikah.
i. Riwayat kehidupan beragama
Pasien beragama Islam tetapi jarang melakukan ibadah.
j. Riwayat Psikoseksual
Pasien belum pernah menikah. Pasien belum pernah pacaran hingga sekarang. Saat SMA ada teman perempuan dikelasnya yang naksir dan ingin mengajak pasien pacaran, tetapi pasien menolak.
k. Riwayat pelanggaran hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum dan terlibat dalam masalah hukum.
l. Aktivitas sosial
Pasien jarang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan tetangga. Pasien jarang keluar rumah, pasien jarang mengobrol dan bercengkrama dengan tetangga.
E. Riwayat Keluarga
Di keluarga tidak ada yang memiliki keluhan serupa dengan pasien. Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pasien memiliki 1 orang kakak perempuan dan 1 adik perempuan. Pasien hanya tinggal bersama dengan ibu dan ayahnya, sedangkan kakak dan adik perempuan nya sudah berkeluarga dan memiliki rumah masing-masing. Ayah pasien adalah seorang PNS di Provinsi Bengkulu dan ibunya bekerja dengan membuka toko pakaian di dekat rumah nya. Kakak perempuan pasien merupakan seorang dosen salah satu Universitas di Bengkulu dan sudah memiiki dua orang anak sedangkan adik perempuan pasien baru saja menikah dan bekerja sebagai PNS di Kota Bengkulu.
Keluarga Inti Tn. R (pasien)
No Nama Jenis kelamin Usia Hubungan Sifat
1 Tn. P Laki-laki 52 tahun Ayah kandung Tegas, disiplin, keras
2 Ny. S Perempuan 49 tahun Ibu kandung Rajin, humoris
3 Ny. Y Perempuan 34 tahun Kakak kandung Pendiam, rajin, dan suka menolong
4 Tn. R Laki-laki 32 tahun Pasien Pendiam, rajin belajar
5 Ny. N Perempuan 27 tahun Adik kandung Keras kepala dan pemarah
Struktur keluarga yang tinggal serumah saat ini
No Nama Jenis kelamin Usia Hubungan Sifat
1 Tn. P Laki-laki 52 tahun Ayah kandung Tegas, disiplin, keras
2 Ny. S Perempuan 49 tahun Ibu kandung Rajin, humoris
3. Tn. R Laki-laki 32 tahun Pasien Pendiam, rajin belajar
Genogram
Keterangan: : laki-laki : Laki-laki (Meninggal dunia)
: Perempuan : Perempuan (Meninggal dunia)
gangguan jiwa
Pasien adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ia dibesarkan dalam lingkungan sosiokultural bengkulu dengan kondisi ekonomi yang memadai. Ayah pasien adalah seorang PNS dan ibu seorang wirausaha yaitu berjualan baju di toko. Tidak ada hubungan darah antara ayah dan ibu pasien. Hubungan keduanya harmonis, ayah dan ibu pasien adalah orang tua yang disiplin dan juga memiliki cara bicara yang humoris. Hubungan pasien dengan ayah dan ibunya cukup dekat sedangkan hubungan pasien dengan saudara-saudaranya biasa-biasa saja.
F. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien sekarang tinggal bersama kedua orang tuanya di daerah Skip Bengkulu. Lingkungan tempat tinggal pasien terkesan padat penduduk dan saling berdekatan rumahnya dengan tetangga, hubungan keluarga pasien dengan tetangga sekitar rumah baik. Rumah Sakit Umum berada kira-kira 1 kilometer dari rumah pasien. Saat ini pasien hanya beraktivitas di rumah dengan beternak lele. Dalam biaya pengobatan pasien menggunakan BPJS sehingga tidak dikenai biaya. Keluarga pasien sangat terbuka dan mendukung kesembuhan pasien dan selalu mengingatkan pasien untuk rutin minum obat serta kontrol bila obat habis.
G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya dan Lingkungannya
Pasien terkadang sadar bahwa dirinya sakit dan perlu pengobatan sehingga ia pergi ke Poli RSKJ untuk meminta obat penenang supaya bisa tenang dan tidur dengan nyenyak. Tetapi pasien tidak mengakui bahwa ia menderita gangguan jiwa. Pasien berobat atas kemauan sendiri dan berkomitmen minum obat sesuai anjuran dokter dan bila obat habis pasien ingin kontrol secara mandiri.
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Pemeriksaan dilakukan di rumah pasien pada tanggal 25Maret 2015, hasil pemeriksaan ini menggambarkan situasi keadaan pasien saat home visit.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Laki-laki 32 tahun, paras sesuai umur dengan postur tubuh yang astenikus (kurus), kesan gizi pasien cukup. Rambut pasien merata di seluruh kepala dan berwarna hitaam dan pasien memiliki sedikit uban. Pasien menggunakan baju kaos merah dan celana training biru dongker. Pasien tampak ceria dan bersahabat, keadaan pasien tenang.
2. Kesadaran
Kompos mentis, secara kualitas berubah
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Keadaan pasien tenang. Pasien tidak memperlihatkan gerak-gerik yang tidak bertujuan, gerak berulang, maupun gerakan abnormal/involunter.
4. Pembicaraan
• Kuantitas : Pasien dapat menjawab pertanyaan dan dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.
• Kualitas : pasien dapat memahami dan memberikan respon dengan baik, dan menjawab pertanyaan dengan spontan, pasien terkadang bercerita dengan spontan tetapi tiba- tiba pasien terdiam dan menunjukan ekspresi seperti berfikir sesuatu, volume bicara cendrung kuat, intonasi pasien berbicara agak cepat, pengucapan kata jelas dan pembicaraan dapat dimengerti.
• Tidak ada hendaya berbahasa.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien kooperatif, kontak mata adekuat. Pasien dapat menjawab pertanyaan dengan baik
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Euforia
2. Afek : Labil
3. Keserasian : tidak serasi
C. Gangguan Persepsi
- Halusinasi auditorik ada : pasien mendengar suara- suara yang mengganggunya, mengajak pergi dan berkata hal-hal lucu sehingga membuat pasien tertawa.
- Halusinasi visual ada : pasien mengatakan ada sosok laki-laki yang selalu mendatanginya yang bernama Togo.
- Ilusi tidak ada
D. Proses Pikir
1. Bentuk pikir : Autistik
2. Arus pikir
a. Produktivitas : pasien dapat menjawab spontan saat diajukan pertanyaan, namun terkadang pasien saat ditanya tiba-tiba terdiam (blocking) kemudian setelah itu bertanya kembali mengenai pertanyaannya.
b. Kontinuitas : Koheren, mampu memberikan jawaban sesuai pertanyaan
c. Hendaya berbahasa : Tidak terdapat hendaya berbahasa
3. Isi pikiran : Waham dikendalikan (+), pasien merasa bahwa pikirannya dikendalikan oleh suara bisikan yang terus mengganggunya hingga sekarang.
E. Fungsi Intelektual / Kognitif
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
• Taraf pendidikan
Pasien lulusan D3 Jurusan Sistem Informatika
• Pengetahuan Umum
Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat siapa presiden Indonesia dan sistem jaminan kesehatan di Indonesia sekarang.
2. Daya konsentrasi dan perhatian
Konsentrasi pasien baik, pasien dapat berfikir 100 dihitungg mundur ke 80, pasien juga mampu mengalikan angka seperti 4x5 atau 5x10.
Perhatian pasien baik, pasien bisa bisa menyebutkan benda-benda yang berawalan huruf A atau J.
3. Orientasi
• Waktu : Baik, pasien mengetahui saat wawancara saat pagi hari
• Tempat : Baik, pasien mengetahui dia sedang berada dirumahnya, dan menjalani pengobatan di RSJ Bengkulu
• Orang : Baik, pasien mengetahui siapa saja saudaranya, siapa saja yang tinggal serumah dengannya, dan mengetahui sedang diwawancara oleh siapa.
• Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang konsultasi dan wawancara.
4. Daya Ingat
• Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien masih dapat mengingat dimana pasien bersekolah SD
• Daya ingat jangka menengah
Baik, pasien dapat mengingat apa yang dilakukan pada bulan lalu
• Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien dapat mengingat makan apa kemaren.
• Daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengingat nama pemeriksa dan dapat mengulang 5 kata yang disebutkan oleh pemeriksa seperti kursi, gunting, meja, batu, dan sepatu.
• Akibat hendaya daya ingat pasien
Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien saat ini.
6. Kemampuan baca tulis: baik
7. Kemampuan visuospatial: baik
8. Berpikir abstrak: baik, pasien dapat menjelaskan persamaan apel dan jeruk
9. Kemampuan menolong diri sendiri : baik, pasien dapat melakukan perawatan diri sehari- hari secara mandiri seperti mandi, makan, minum, dan melakukan pekerjaan rumah sendiri.
F. Daya Nilai
Daya nilai sosial pasien baik. Uji daya nilai realitas pasien juga baik.
G. Pengendalian Impuls
Pengendalian impuls pasien baik, selama wawancara dapat mengontrol emosinya dengan baik (tidak mengamuk atau menangis)
H. Tilikan
Tilikan derajat 2, karena pasien menyadari bahwa dirinya mengalami stres, tetapi pasien juga merasa bahwa dirinya tidak memiliki sakit dalam kejiwaannya, pasien hanya memerlukan pengobatan untuk dapat tidur dengan nyenyak tanpa diganggu oleh bisikan.
I. Taraf Dapat Dipercaya
Kemampuan pasien untuk dapat dipercaya cukup baik dengan jujur mengenai peristiwa yang terjadi, dan di cross check juga dengan keterangan dari kakak pasien yang menceritakan kejadian yang serupa, tetapi pasien tidak mau berkata jujur tentang kejadian saat SMA saat ia di “bully” teman-temannya.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
• KU : Tampak Sehat
• Sensorium : CM (GCS: E4 V5 M6)
Vital Sign
• TD : 120/70 mmHg
• Nadi : 88 x/menit
• RR : 20 x/menit
• Suhu : 36,5 oC
b. Status Internus
Kepala Normocephali, pertumbuhan rambut merata, dan warna rambut hitam-putih.
Mata Sklera ikterik -/-, conjungtiva palpbera anemis -/-, edema palpebra -/-
Hidung deformitas (-), tidak ada sekret.
Telinga deformitas (-), liang lapang, pengeluaran sekret (-).
Mulut bibir tidak sianosis, lidah kotor (-), papil lidah tersebar merata, mukosa lidah merah
Leher Dalam batas normal
Thorax Tidak terdapat scar, simetris kiri dan kanan
Paru Pernapasan Statis-Dinamis kiri = kanan.
Jantung iktus kordis tidak terlihat
Bunyi jantung normal
Abdomen Datar, tampak benjolan (-)
Bising usus (+)
Ektrimitas Pitting edema (-/-) pada ekstrimitas, akral teraba hangat.
c. Status Neurologis
i. Saraf kranial : dalam batas normal
ii. Saraf motorik : dalam batas normal
iii. Sensibilitas : dalam batas normal
iv. Susunan saraf vegetatif : dalam batas normal
v. Fungsi luhur : dalam batas normal
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LANJUT
- pada pasien belum dilakukan pemeriksaan penunjang
- disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah rutin dan urin lengkap
VI. FORMULASI DIAGNOSIS
laki-laki 32 tahun, belum menikah, tidak bekerja, tinggal dirumah dengan kedua orang tuanya.
Penampilan rapi, perawatan diri pasien baik
Riwayat stressor : menjadi bahan “bully” teman-temanya dan tidak lulus tes polisi serta tertipu oleh orang.
Pasien kooperatif, kontak mata adekuat, pembicaraan pasien koheren dan terdapat blocking
Mood pasien labil, afek pasien menyempit dan serasi
Keluhan pertama kali muncul saat pasien masih SMA dan sudah berlangsung selama + 10 tahun.
Gangguan pada aktivitas sosial
VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I
F 20.0 Gangguan Skizofrenia Paranoid
Aksis II
Ciri kepribadian paranoid
Aksis III
Tidak ada diagnosis
Aksis IV
Tidak memperoleh pekerjaan
Aksis V
GAF scale 60 – 51
VII. PROGNOSIS
1. Faktor yang memberikan pengaruh baik:
◦ Faktor pencetus jelas yaitu: pasien tidak lulus tes polisi
◦ Riwayat premorbid yang jelas yaitu pernah di “bully” teman-teman saat SMA
◦ Dijumpai adanya riwayat depresi
◦ Adanya gejala positif yaitu adanya halusinasi dan waham
◦ Dukungan keluarga yang baik terhadap kesembuhan pasien
2. Faktor yang memberikan pengaruh buruk:
◦ Gangguan terjadi saat usia muda
◦ Gangguan sudah terjadi selama 10 tahun
◦ Pasien memang dikenal sebagai anak yang pendiam dan tidak memilik banyak teman
◦ Tidak menikah
Prognosis pasien secara menyeluruh adalah dubia ad bonam
Sehingga kesimpulan prognosis pada pasien berdasarkan wawancara diatas sebagai berikut :
Quo Ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo Ad Functionam : Dubia ad malam
Quo Ad Sanationam : Dubia Ad malam
VIII. Terapi
• Psikofarmaka
o Risperidone tablet 2 x 2 mg
o Trihexylphenidil talet 2 x 2 mg
o Chlorpromazine 1 x 100 mg
• Psikoterapi & Edukasi
Psikoterapi yang diberikan pasien adalah psikoterapi suportif, psikoterapi reedukatif, dan terapi kognitif-perilaku.
- Psikoterapi suportif bertujuan untuk memperkuat mekanisme defens (pertahanan) pasien terhadap stres. Hal ini dilakukan mengingat toleransi (kemampuan) pasien mengahadapi stres (tekanan, kecewa, frustasi) rendah. Selain itu pasien mudah stres, mengurung diri dikamar, tidak mau berbicara dengan keluarga bila ada masalah. Perlu diadakannya terapi untuk meningkatkan kemampuan pengendalian diri dan menghadapi masalah.
- Psikoterapi reedukatif bertujuan untuk meningkatkan insight (pengetahuan pasien) terhadap penyakitnya serta mengembangkan kemampuannya untuk menunjang penyembuhan dirinya. Selain itu juga meningkatkan pengetahuan keluarga untuk mendukung kesembuhan pasien. Peningkatan pengetahuan dilakukan dengan edukasi baik terhadap pasien maupun keluarga.
- Psikoterapi rekonstruktif bertujuan untuk dicapainya tilikan akan konflik-konflik nirsadar dengan usaha untuk mecapai perubahan struktur luas kepribadian. Membangun kembali kepercayaan diri pasien, menjelaskan kepada pasien bahwa pasien memiliki bakat karena pasien memiliki otak yang cerdas. Menolak semua pikiran negatif mengenai dirinya, dan menyarankan untuk tidak menghiraukan suara halusinasi atau halusinasi visual yang menggganggu dirinta tersebut.
- Edukasi
o Menyarankan kepada keluarga untuk selalu memberikan dukungan kepada pasien, jangan membatasi aktivitas positif yang disukai pasien, ajak pasien bergembira, kurangi hal-hal yang dapat meningkatkan stresor.
o Berdiskusi terhadap pentingnya pasien untuk minum obat teratur dan control, selain itu kembali menyibukan diri seperti aktivitas dulu, kembali melakukan hal-hal yang menyenangkan, jangan menyimpan emosi dan berbicara kepada keluarga jika ada masalah di diri pasien bila mungkin bisa kontrol ke psikiater.
PEMBAHASAN
Dari hasil wawancara, gangguan jiiwa pada pasien ini bukan merupakan gangguan mental organik, karena tidak adanya penyakit organik spesifik yang diduga berkaitan dengan gangguan jiwa, tidak ada penurunan kesadaran patologis, gangguan sensorium atau gangguan neurologis serta tidak terdapat gangguan fungsi kognitif ( memori, intelektual, dan learning ) 3.
Pada pasien ditemukan riwayat konsumsi alkohol,merokok dan zat psikoaktif pada pasien. Dengan demikian, diagnosis banding gangguan mental akibat penggunaan zat (F1) dapat dipertimbangkan. 3
Menurut PPDGJ III, pasien ini memenuhi kriteria diagnostik Skizofrenia , yaitu2 :
Adanya waham Paranoid
Adanya halusinasi ( Auditorik dan Visual )
Gejala-gejala tersebut telah lama berlangsung selama kurun waktu 1 bulan atau lebih
Adanya penarikan diri dan larut dalam diri sendiri
Tidak memenuhi kriteria diagnostic skizoafektif ( tidak ada gangguan mood afek yang menonjol )
Memenuhi kriteria Skizofrenia Paranoid, karena 2:
Memenuhi kriteria umum Skizofrenia
Halusinasi auditorik serta visual dan waham paranoid yang menonjol dibandingkan perilaku yang lain. Pasiensering mendengar seperti suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal seperti bunyi tawa (laughing). Halusinasi visual yaitu pasien melihat sosok laik-laki yang selalu mengikuti dirinya yang disebut pasien bernama Togo.
Waham dikendalikan (delusion of control), waham dipengaruhi (delusion of influence) juga terdapat pada pasien.
Gangguan afektif, gejala katatonik tidak didapatkan pada pasien sehingga untuk diagnosis skizoaafektif dan skizofrenia katatonik dapat disingkirkan.
Pada pasien ini diberikan Risperidon 2 x 2 mg. Risperidon adalah antipsikotik golongan atipikal yang potensial tinggi, digunakan untuk menghilangkan gejala positif. Trihexylphenidyl 2 x 2 mg, merupakan antikolinergik digunakan apabila ada gejala ekstrapiramidal akibat penggunaan antipsikotik atipikal, gejala tersebut seperti distonia akut, akatisia dan sindrom parkinsonisme (tremor,bradikinesia,rigiditas). Obat ini tergolong obat antikolinergik sehingga efek terhadap gejala ektrapiramidal. Chlorpromazine 1 x 100 mg, merupakan Antipsikotik golongan tipikal dengan sedative kuat. Tablet trihexyphenidyl diberikan jika efek ekstrapiramidal muncul1
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R. 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya
2. Maslim R. (editor). 2002. Diagnosis Gangguan Jiwa : Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya
3. Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. 2010. Buku ajar psikiatri klinis. Edisi 2. Jakarta :EGC
Riwayat Psikiatri
Riwayat psikiatri diperoleh dari heteroanamnesis dengan Ny. Y (Kakak kandung pasien) dan autoanamnesis. Kebenaran anamnesis dapat dipercaya.
Identitas Pasien
Nama : Tn.R
Jenis Kelamin : Laki - laki
Umur : 32 tahun Tgl masuk : 17-03-2015
Anak : kedua dari tiga bersaudara Dibawa oleh keluarga
Pendidikan : D3
Status : Belum Menikah
Suku : Bengkulu
Agama : Islam
Alamat :Jalan xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Bengkulu
Identitas Kakak Pasien
Nama : Ny. Y
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 34 tahun
Anak : Pertama dari tiga bersaudara
Pendidikan : S2
Pekerjaan : Dosen
Status : Menikah
Suku : Bengkulu
Agama : Islam
Alamat : xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Bengkulu
I. Riwayat Psikiatri
A. Keluhan Utama
Sulit tidur sejak + 2 minggu yang lalu
B. Riwayat Gangguan Sekarang
AUTOANAMNESIS
Laki-laki 32 tahun, merupakan anak kedua dari tiga bersaudara dan belum menikah. Pasien baru berobat ke poli klinik RSKJ Suprapto pada tanggal 17 maret 2015, dengan keluhan sulit tidur sejak + 2 minggu yang lalu. Selama 2 minggu terakhir ini tidur pasien tidak nyenyak dan sering terbangun pada malam hari karena diganggu oleh bisikan- bisikan. Bisikan tersebut sudah pasien dengar pertama kali sejak tahun 2005 dan 3 tahun terakhir mulai berkurang, namun akhir- akhir ini ia mengeluhkan bisikan tersebut kembali sering mengganggunya sehingga ia sulit untuk tidur. Bisikan tersebut terdengar seperti suara laki-laki yang mengajak pasien pergi dan mengganggu aktivitas pasien sehari- hari dan membuat pasien tidak bisa melakukan aktivitas tersebut jika sedang diganggu.
Keluhan pertama kali muncul pada pada tahun 2005, saat itu pasien baru tamat SMA dan mengikuti tes polisi. Pasien dijanjikan akan lulus tes polisi dengan membayar uang yang jumlah nya cukup besar. Pasien mengikuti seluruh tahapan tes dan lulus tetapi pada tes terakhir yaitu pantohir nama pasien tidak ada di daftar orang –orang yang lulus. Saat itu pasien sangat sedih hingga terjatuh saat mengendarai motor, ia merasa tertipu oleh orang yang menjanjikan bahwa ia akan lulus menjadi polisi. Pasien menyimpan kekesalan dan dendam, Pasien pergi dari rumahnya dan pergi ke Kota Banten untuk menuntut ilmu-ilmu tenaga dalam. Selama menuntut ilmu tenaga dalam, pasien di anjurkan untuk berpuasa dan melaksanakan ibadah-ibadah. Pasien menghilang dari rumah selama 2 bulan dan ketika pulang keadaan pasien seperti orang yang kebingungan.
Sejak saat itu pasien sering mengurung diri dan tidak mau bicara kepada keluarganya. Menurut pasien ada yang selalu mengikuti nya berupa sosok laki-laki besar yang sering muncul dan mengajak pasien untuk berbicara dan mengajak pergi dari rumah. Laki-laki yang menurut pasien adalah teman ghaib itu juga sering berbicara hal-hal yang lucu sehingga membuat pasien tertawa. Melihat keadaan pasien, kelurga membawa pasien ke RSKJ Suprapto untuk berobat dan kemudian menjalani rawat jalan. Satu tahun kemuudian ketika kondisi pasien sudah stabil ia disuruh oleh keluarganya untuk melanjutkan kuliah di Universitas Negeri di kota Bengkulu tetapi pasien hanya bertahan kuliah sampai semester dua karena penyakit pasien sering kambuh sehingga tidak bisa mengikuti perkuliahan dengan aktif. Kemudian pasien dipindahkan tempat kuliah nya di Universitas swasta dan pada tahun 2009 pasien menyelesaikan kuliah strata D3. Setelah menyelesaikan kuliah, pasien tidak diperbolehkan oleh orang tuanya untuk bekerja karena takut akan terjadi hal-hal buruk pada pasien. Pasien dibuatkan kolam lele oleh orang tuanya untuk mengisi kesibukan sehari-harinya.
Pada tahun 2014, pasien kembali dibawa oleh keluarga ke RSJK soeprapto karena pasien mengamuk di rumah tetangga. Pasien masuk dan meninju tetangganya karena sering kebut-kebutan di depan rumahnya. Pasien merasa pusing mendengar suara motor tetangganya tersebut dan mengganggu tidur pasien, karena itulah pasien mendatangi rumah orang tersebut dan mengamuk serta memukuli tetangganya. Pasien di bawa keluarga nya karena takut membahayakan orang-orang di lingkungan rumahnya dan saat itu di rawat selama 1 bulan.
HETEROANAMNESIS
Diperoleh dari kakak kandung pasien, Ny. Y, berusia 34 tahun, bekerja sebagai Dosen. Ny. Y mengatakan bahwa akhir-akhir ini pasien sulit tidur sehingga pasien memintanya untuk dibawa berobat ke RSJ supaya bisa tidur pasien bisa tenang.
Kakak pasien menceritakan bahwa pasien merupakan anak yang baik, cerdas dan berprestasi. Saat SD, SMP dan SMA pasien selalu mendapatkan juara kelas. Pada saat kelas 3 SMA pasien pernah mengalami trauma psikis akibat teman-teman dikelasnya. Pasien merupakan anak yang cerdas dan pendiam sehingga pasien di “bully” oleh teman-temannya, Pasien dipaksa merokok, minum-minuman beralkohol dan menghisap ganja oleh teman laki-laki di kelasnya sehingga pasien tidak mau ke sekolahan lagi. Pasien selalu ketakutan sehingga harus di tunggui oleh orang tuanya jika ke sekolah. Setelah kejadian itu pasien lebih sering mengurung diri di kamar. Setelah tamat SMA pasien sempat mengikuti tes pegawai kejaksaan tetapi tidak lulus, kemudian pasien mengikuti tes polisi, ketika itu pasien di janjikan oleh seseorang bahwa ia akan lulus jika memberikan sejumlah uang tetapi setelah uang tersebut diberikan pasien tidak lulus. Saat itulah kejiwaan pasien mulai mengalami gangguan. Pasien selalu mengurung diri di kamar dan tidak mau berkumpul lagi dengan keluarganya. Pasien sempat pergi dari rumah selama dua bulan. Pasien sempat menelpon keluarganya bahwa ia sedang di Banten, ia memberitahu keluarga bahwa ia baik-baik saja dan tidak perlu dicari. Saat kembali ke rumah, keadaan pasien seperti orang yang kebingungan. Pasien sering terlihat berbicara dan tertawa sendiri di dalam kamar, kemudian keluarga membawa pasien ke RSKJ Suprapto untuk mendapat pengobatan.
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
1. Riwayat Gangguan Psikiatri
Pasien belum pernah ada gangguan psikiatri sebelumnya, pasien belum pernah berobat ke rumah sakit jiwa maupun ke psikiater.
2. Riwayat Gangguan Medik
- Pasien tidak ada riwayat gangguan medis, dan pasien belum pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
- Tidak ada riwayat hipertensi, tidak ada riwayat diabetes mellitus dan riwayat sakit hipotiroid.
3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif / Alkohol
Riwayat mengkonsumsi alkohol, rokok, dan menghisap ganja ada.
D. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Riwayat pranatal
Pasien lahir cukup bulan dengan persalinan normal ditolong bidan dirumah. Selama kehamilan dan kelahiran tidak ada masalah.
b. Riwayat masa kanak-kanak awal (0-3 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa bayi dan balita normal. Pasien minum ASI sejak 0 bulan sampai usia 2 tahun didampingi dengan susu formula.
c. Riwayat masa kanak pertengahan (3-11 tahun)
Pertumbuhan dan perkembangan padan masa ini normal. Pasien berkembang menjadi anak yang pintar, selalu mendapat juara kelas. Pasien merupakan anak yang pendiam, tidak banyak berbicara, jarang bermain keluar rumah, sehingga tidak memilik banyak teman dekat.
d. Riwayat masa remaja
Saat remaja pasien tetap berkembang menjadi seseorang yang pendiam dan pintar. Pasien merupakan anak yang giat belajar dan memiliki banyak prestasi di sekolah. Pasien tidak memiliki teman dekat disekolah, pasien dalam bergaul memilih- milih teman dan tidak pernah pergi bermain keluar rumah dengan teman- teman sekolahnya. Sehari- hari pasien sering dirumah belajar. Pasien juga tidak mempunyai pacar.
e. Riwayat dewasa muda
Setelah tamat SMA, pasien mengikuti tes polisi dan tidak lulus. Kemudian pasien mengalami depresi dan berobat ke RSKJ. Setelah kondisi pasien stabil pasien melanjutkan kuliah hingga menyelesaikan strata D3 jurusan Sistem Informatika. Setelah itu pasien hanya menghaabiskan waktu di rumah bersama keluarganya.
f. Riwayat pendidikan
Pasien sekolah SD, SMP, dan SMA dan selalu mendapat juara di sekolahnya. Pasien merupakan sarjana diploma jurusan Sistem Informatika,Perguruan Tinggi Swasta di kota Bengkulu . Pasien tamat dengan nilai cukup memuaskan.
g. Riwayat pekerjaan
Pasien tidak pernah bekerja di luar rumah. Pasien hanya beternak ikan lele di belakang rumahnya untuk mengisi aktivitasnya sehari-hari.
h. Riwayat pernikahan
Pasien belum menikah.
i. Riwayat kehidupan beragama
Pasien beragama Islam tetapi jarang melakukan ibadah.
j. Riwayat Psikoseksual
Pasien belum pernah menikah. Pasien belum pernah pacaran hingga sekarang. Saat SMA ada teman perempuan dikelasnya yang naksir dan ingin mengajak pasien pacaran, tetapi pasien menolak.
k. Riwayat pelanggaran hukum
Pasien tidak pernah melakukan pelanggaran hukum dan terlibat dalam masalah hukum.
l. Aktivitas sosial
Pasien jarang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan tetangga. Pasien jarang keluar rumah, pasien jarang mengobrol dan bercengkrama dengan tetangga.
E. Riwayat Keluarga
Di keluarga tidak ada yang memiliki keluhan serupa dengan pasien. Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Pasien memiliki 1 orang kakak perempuan dan 1 adik perempuan. Pasien hanya tinggal bersama dengan ibu dan ayahnya, sedangkan kakak dan adik perempuan nya sudah berkeluarga dan memiliki rumah masing-masing. Ayah pasien adalah seorang PNS di Provinsi Bengkulu dan ibunya bekerja dengan membuka toko pakaian di dekat rumah nya. Kakak perempuan pasien merupakan seorang dosen salah satu Universitas di Bengkulu dan sudah memiiki dua orang anak sedangkan adik perempuan pasien baru saja menikah dan bekerja sebagai PNS di Kota Bengkulu.
Keluarga Inti Tn. R (pasien)
No Nama Jenis kelamin Usia Hubungan Sifat
1 Tn. P Laki-laki 52 tahun Ayah kandung Tegas, disiplin, keras
2 Ny. S Perempuan 49 tahun Ibu kandung Rajin, humoris
3 Ny. Y Perempuan 34 tahun Kakak kandung Pendiam, rajin, dan suka menolong
4 Tn. R Laki-laki 32 tahun Pasien Pendiam, rajin belajar
5 Ny. N Perempuan 27 tahun Adik kandung Keras kepala dan pemarah
Struktur keluarga yang tinggal serumah saat ini
No Nama Jenis kelamin Usia Hubungan Sifat
1 Tn. P Laki-laki 52 tahun Ayah kandung Tegas, disiplin, keras
2 Ny. S Perempuan 49 tahun Ibu kandung Rajin, humoris
3. Tn. R Laki-laki 32 tahun Pasien Pendiam, rajin belajar
Genogram
Keterangan: : laki-laki : Laki-laki (Meninggal dunia)
: Perempuan : Perempuan (Meninggal dunia)
gangguan jiwa
Pasien adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Ia dibesarkan dalam lingkungan sosiokultural bengkulu dengan kondisi ekonomi yang memadai. Ayah pasien adalah seorang PNS dan ibu seorang wirausaha yaitu berjualan baju di toko. Tidak ada hubungan darah antara ayah dan ibu pasien. Hubungan keduanya harmonis, ayah dan ibu pasien adalah orang tua yang disiplin dan juga memiliki cara bicara yang humoris. Hubungan pasien dengan ayah dan ibunya cukup dekat sedangkan hubungan pasien dengan saudara-saudaranya biasa-biasa saja.
F. Situasi Kehidupan Sekarang
Pasien sekarang tinggal bersama kedua orang tuanya di daerah Skip Bengkulu. Lingkungan tempat tinggal pasien terkesan padat penduduk dan saling berdekatan rumahnya dengan tetangga, hubungan keluarga pasien dengan tetangga sekitar rumah baik. Rumah Sakit Umum berada kira-kira 1 kilometer dari rumah pasien. Saat ini pasien hanya beraktivitas di rumah dengan beternak lele. Dalam biaya pengobatan pasien menggunakan BPJS sehingga tidak dikenai biaya. Keluarga pasien sangat terbuka dan mendukung kesembuhan pasien dan selalu mengingatkan pasien untuk rutin minum obat serta kontrol bila obat habis.
G. Persepsi Pasien Terhadap Dirinya dan Lingkungannya
Pasien terkadang sadar bahwa dirinya sakit dan perlu pengobatan sehingga ia pergi ke Poli RSKJ untuk meminta obat penenang supaya bisa tenang dan tidur dengan nyenyak. Tetapi pasien tidak mengakui bahwa ia menderita gangguan jiwa. Pasien berobat atas kemauan sendiri dan berkomitmen minum obat sesuai anjuran dokter dan bila obat habis pasien ingin kontrol secara mandiri.
III. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Pemeriksaan dilakukan di rumah pasien pada tanggal 25Maret 2015, hasil pemeriksaan ini menggambarkan situasi keadaan pasien saat home visit.
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan
Laki-laki 32 tahun, paras sesuai umur dengan postur tubuh yang astenikus (kurus), kesan gizi pasien cukup. Rambut pasien merata di seluruh kepala dan berwarna hitaam dan pasien memiliki sedikit uban. Pasien menggunakan baju kaos merah dan celana training biru dongker. Pasien tampak ceria dan bersahabat, keadaan pasien tenang.
2. Kesadaran
Kompos mentis, secara kualitas berubah
3. Perilaku dan Aktivitas Psikomotor
Keadaan pasien tenang. Pasien tidak memperlihatkan gerak-gerik yang tidak bertujuan, gerak berulang, maupun gerakan abnormal/involunter.
4. Pembicaraan
• Kuantitas : Pasien dapat menjawab pertanyaan dan dapat mengungkapkan isi hatinya dengan jelas.
• Kualitas : pasien dapat memahami dan memberikan respon dengan baik, dan menjawab pertanyaan dengan spontan, pasien terkadang bercerita dengan spontan tetapi tiba- tiba pasien terdiam dan menunjukan ekspresi seperti berfikir sesuatu, volume bicara cendrung kuat, intonasi pasien berbicara agak cepat, pengucapan kata jelas dan pembicaraan dapat dimengerti.
• Tidak ada hendaya berbahasa.
5. Sikap terhadap pemeriksa
Pasien kooperatif, kontak mata adekuat. Pasien dapat menjawab pertanyaan dengan baik
B. Keadaan Afektif
1. Mood : Euforia
2. Afek : Labil
3. Keserasian : tidak serasi
C. Gangguan Persepsi
- Halusinasi auditorik ada : pasien mendengar suara- suara yang mengganggunya, mengajak pergi dan berkata hal-hal lucu sehingga membuat pasien tertawa.
- Halusinasi visual ada : pasien mengatakan ada sosok laki-laki yang selalu mendatanginya yang bernama Togo.
- Ilusi tidak ada
D. Proses Pikir
1. Bentuk pikir : Autistik
2. Arus pikir
a. Produktivitas : pasien dapat menjawab spontan saat diajukan pertanyaan, namun terkadang pasien saat ditanya tiba-tiba terdiam (blocking) kemudian setelah itu bertanya kembali mengenai pertanyaannya.
b. Kontinuitas : Koheren, mampu memberikan jawaban sesuai pertanyaan
c. Hendaya berbahasa : Tidak terdapat hendaya berbahasa
3. Isi pikiran : Waham dikendalikan (+), pasien merasa bahwa pikirannya dikendalikan oleh suara bisikan yang terus mengganggunya hingga sekarang.
E. Fungsi Intelektual / Kognitif
1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan
• Taraf pendidikan
Pasien lulusan D3 Jurusan Sistem Informatika
• Pengetahuan Umum
Baik, pasien dapat menjawab dengan tepat siapa presiden Indonesia dan sistem jaminan kesehatan di Indonesia sekarang.
2. Daya konsentrasi dan perhatian
Konsentrasi pasien baik, pasien dapat berfikir 100 dihitungg mundur ke 80, pasien juga mampu mengalikan angka seperti 4x5 atau 5x10.
Perhatian pasien baik, pasien bisa bisa menyebutkan benda-benda yang berawalan huruf A atau J.
3. Orientasi
• Waktu : Baik, pasien mengetahui saat wawancara saat pagi hari
• Tempat : Baik, pasien mengetahui dia sedang berada dirumahnya, dan menjalani pengobatan di RSJ Bengkulu
• Orang : Baik, pasien mengetahui siapa saja saudaranya, siapa saja yang tinggal serumah dengannya, dan mengetahui sedang diwawancara oleh siapa.
• Situasi : Baik, pasien mengetahui bahwa dia sedang konsultasi dan wawancara.
4. Daya Ingat
• Daya ingat jangka panjang
Baik, pasien masih dapat mengingat dimana pasien bersekolah SD
• Daya ingat jangka menengah
Baik, pasien dapat mengingat apa yang dilakukan pada bulan lalu
• Daya ingat jangka pendek
Baik, pasien dapat mengingat makan apa kemaren.
• Daya ingat segera
Baik, pasien dapat mengingat nama pemeriksa dan dapat mengulang 5 kata yang disebutkan oleh pemeriksa seperti kursi, gunting, meja, batu, dan sepatu.
• Akibat hendaya daya ingat pasien
Tidak terdapat hendaya daya ingat pada pasien saat ini.
6. Kemampuan baca tulis: baik
7. Kemampuan visuospatial: baik
8. Berpikir abstrak: baik, pasien dapat menjelaskan persamaan apel dan jeruk
9. Kemampuan menolong diri sendiri : baik, pasien dapat melakukan perawatan diri sehari- hari secara mandiri seperti mandi, makan, minum, dan melakukan pekerjaan rumah sendiri.
F. Daya Nilai
Daya nilai sosial pasien baik. Uji daya nilai realitas pasien juga baik.
G. Pengendalian Impuls
Pengendalian impuls pasien baik, selama wawancara dapat mengontrol emosinya dengan baik (tidak mengamuk atau menangis)
H. Tilikan
Tilikan derajat 2, karena pasien menyadari bahwa dirinya mengalami stres, tetapi pasien juga merasa bahwa dirinya tidak memiliki sakit dalam kejiwaannya, pasien hanya memerlukan pengobatan untuk dapat tidur dengan nyenyak tanpa diganggu oleh bisikan.
I. Taraf Dapat Dipercaya
Kemampuan pasien untuk dapat dipercaya cukup baik dengan jujur mengenai peristiwa yang terjadi, dan di cross check juga dengan keterangan dari kakak pasien yang menceritakan kejadian yang serupa, tetapi pasien tidak mau berkata jujur tentang kejadian saat SMA saat ia di “bully” teman-temannya.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Generalis
• KU : Tampak Sehat
• Sensorium : CM (GCS: E4 V5 M6)
Vital Sign
• TD : 120/70 mmHg
• Nadi : 88 x/menit
• RR : 20 x/menit
• Suhu : 36,5 oC
b. Status Internus
Kepala Normocephali, pertumbuhan rambut merata, dan warna rambut hitam-putih.
Mata Sklera ikterik -/-, conjungtiva palpbera anemis -/-, edema palpebra -/-
Hidung deformitas (-), tidak ada sekret.
Telinga deformitas (-), liang lapang, pengeluaran sekret (-).
Mulut bibir tidak sianosis, lidah kotor (-), papil lidah tersebar merata, mukosa lidah merah
Leher Dalam batas normal
Thorax Tidak terdapat scar, simetris kiri dan kanan
Paru Pernapasan Statis-Dinamis kiri = kanan.
Jantung iktus kordis tidak terlihat
Bunyi jantung normal
Abdomen Datar, tampak benjolan (-)
Bising usus (+)
Ektrimitas Pitting edema (-/-) pada ekstrimitas, akral teraba hangat.
c. Status Neurologis
i. Saraf kranial : dalam batas normal
ii. Saraf motorik : dalam batas normal
iii. Sensibilitas : dalam batas normal
iv. Susunan saraf vegetatif : dalam batas normal
v. Fungsi luhur : dalam batas normal
V. PEMERIKSAAN DIAGNOSIS LANJUT
- pada pasien belum dilakukan pemeriksaan penunjang
- disarankan untuk melakukan pemeriksaan darah rutin dan urin lengkap
VI. FORMULASI DIAGNOSIS
laki-laki 32 tahun, belum menikah, tidak bekerja, tinggal dirumah dengan kedua orang tuanya.
Penampilan rapi, perawatan diri pasien baik
Riwayat stressor : menjadi bahan “bully” teman-temanya dan tidak lulus tes polisi serta tertipu oleh orang.
Pasien kooperatif, kontak mata adekuat, pembicaraan pasien koheren dan terdapat blocking
Mood pasien labil, afek pasien menyempit dan serasi
Keluhan pertama kali muncul saat pasien masih SMA dan sudah berlangsung selama + 10 tahun.
Gangguan pada aktivitas sosial
VI. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL
Aksis I
F 20.0 Gangguan Skizofrenia Paranoid
Aksis II
Ciri kepribadian paranoid
Aksis III
Tidak ada diagnosis
Aksis IV
Tidak memperoleh pekerjaan
Aksis V
GAF scale 60 – 51
VII. PROGNOSIS
1. Faktor yang memberikan pengaruh baik:
◦ Faktor pencetus jelas yaitu: pasien tidak lulus tes polisi
◦ Riwayat premorbid yang jelas yaitu pernah di “bully” teman-teman saat SMA
◦ Dijumpai adanya riwayat depresi
◦ Adanya gejala positif yaitu adanya halusinasi dan waham
◦ Dukungan keluarga yang baik terhadap kesembuhan pasien
2. Faktor yang memberikan pengaruh buruk:
◦ Gangguan terjadi saat usia muda
◦ Gangguan sudah terjadi selama 10 tahun
◦ Pasien memang dikenal sebagai anak yang pendiam dan tidak memilik banyak teman
◦ Tidak menikah
Prognosis pasien secara menyeluruh adalah dubia ad bonam
Sehingga kesimpulan prognosis pada pasien berdasarkan wawancara diatas sebagai berikut :
Quo Ad Vitam : Dubia ad bonam
Quo Ad Functionam : Dubia ad malam
Quo Ad Sanationam : Dubia Ad malam
VIII. Terapi
• Psikofarmaka
o Risperidone tablet 2 x 2 mg
o Trihexylphenidil talet 2 x 2 mg
o Chlorpromazine 1 x 100 mg
• Psikoterapi & Edukasi
Psikoterapi yang diberikan pasien adalah psikoterapi suportif, psikoterapi reedukatif, dan terapi kognitif-perilaku.
- Psikoterapi suportif bertujuan untuk memperkuat mekanisme defens (pertahanan) pasien terhadap stres. Hal ini dilakukan mengingat toleransi (kemampuan) pasien mengahadapi stres (tekanan, kecewa, frustasi) rendah. Selain itu pasien mudah stres, mengurung diri dikamar, tidak mau berbicara dengan keluarga bila ada masalah. Perlu diadakannya terapi untuk meningkatkan kemampuan pengendalian diri dan menghadapi masalah.
- Psikoterapi reedukatif bertujuan untuk meningkatkan insight (pengetahuan pasien) terhadap penyakitnya serta mengembangkan kemampuannya untuk menunjang penyembuhan dirinya. Selain itu juga meningkatkan pengetahuan keluarga untuk mendukung kesembuhan pasien. Peningkatan pengetahuan dilakukan dengan edukasi baik terhadap pasien maupun keluarga.
- Psikoterapi rekonstruktif bertujuan untuk dicapainya tilikan akan konflik-konflik nirsadar dengan usaha untuk mecapai perubahan struktur luas kepribadian. Membangun kembali kepercayaan diri pasien, menjelaskan kepada pasien bahwa pasien memiliki bakat karena pasien memiliki otak yang cerdas. Menolak semua pikiran negatif mengenai dirinya, dan menyarankan untuk tidak menghiraukan suara halusinasi atau halusinasi visual yang menggganggu dirinta tersebut.
- Edukasi
o Menyarankan kepada keluarga untuk selalu memberikan dukungan kepada pasien, jangan membatasi aktivitas positif yang disukai pasien, ajak pasien bergembira, kurangi hal-hal yang dapat meningkatkan stresor.
o Berdiskusi terhadap pentingnya pasien untuk minum obat teratur dan control, selain itu kembali menyibukan diri seperti aktivitas dulu, kembali melakukan hal-hal yang menyenangkan, jangan menyimpan emosi dan berbicara kepada keluarga jika ada masalah di diri pasien bila mungkin bisa kontrol ke psikiater.
PEMBAHASAN
Dari hasil wawancara, gangguan jiiwa pada pasien ini bukan merupakan gangguan mental organik, karena tidak adanya penyakit organik spesifik yang diduga berkaitan dengan gangguan jiwa, tidak ada penurunan kesadaran patologis, gangguan sensorium atau gangguan neurologis serta tidak terdapat gangguan fungsi kognitif ( memori, intelektual, dan learning ) 3.
Pada pasien ditemukan riwayat konsumsi alkohol,merokok dan zat psikoaktif pada pasien. Dengan demikian, diagnosis banding gangguan mental akibat penggunaan zat (F1) dapat dipertimbangkan. 3
Menurut PPDGJ III, pasien ini memenuhi kriteria diagnostik Skizofrenia , yaitu2 :
Adanya waham Paranoid
Adanya halusinasi ( Auditorik dan Visual )
Gejala-gejala tersebut telah lama berlangsung selama kurun waktu 1 bulan atau lebih
Adanya penarikan diri dan larut dalam diri sendiri
Tidak memenuhi kriteria diagnostic skizoafektif ( tidak ada gangguan mood afek yang menonjol )
Memenuhi kriteria Skizofrenia Paranoid, karena 2:
Memenuhi kriteria umum Skizofrenia
Halusinasi auditorik serta visual dan waham paranoid yang menonjol dibandingkan perilaku yang lain. Pasiensering mendengar seperti suara-suara halusinasi yang mengancam pasien atau memberi perintah, atau halusinasi auditorik tanpa bentuk verbal seperti bunyi tawa (laughing). Halusinasi visual yaitu pasien melihat sosok laik-laki yang selalu mengikuti dirinya yang disebut pasien bernama Togo.
Waham dikendalikan (delusion of control), waham dipengaruhi (delusion of influence) juga terdapat pada pasien.
Gangguan afektif, gejala katatonik tidak didapatkan pada pasien sehingga untuk diagnosis skizoaafektif dan skizofrenia katatonik dapat disingkirkan.
Pada pasien ini diberikan Risperidon 2 x 2 mg. Risperidon adalah antipsikotik golongan atipikal yang potensial tinggi, digunakan untuk menghilangkan gejala positif. Trihexylphenidyl 2 x 2 mg, merupakan antikolinergik digunakan apabila ada gejala ekstrapiramidal akibat penggunaan antipsikotik atipikal, gejala tersebut seperti distonia akut, akatisia dan sindrom parkinsonisme (tremor,bradikinesia,rigiditas). Obat ini tergolong obat antikolinergik sehingga efek terhadap gejala ektrapiramidal. Chlorpromazine 1 x 100 mg, merupakan Antipsikotik golongan tipikal dengan sedative kuat. Tablet trihexyphenidyl diberikan jika efek ekstrapiramidal muncul1
DAFTAR PUSTAKA
1. Maslim R. 2007. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Edisi Ketiga. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atma Jaya
2. Maslim R. (editor). 2002. Diagnosis Gangguan Jiwa : Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya
3. Sadock BJ, Kaplan HI, Grebb JA. 2010. Buku ajar psikiatri klinis. Edisi 2. Jakarta :EGC
sarah agustin- Posts : 6
Reputation : 0
Join date : 14.07.15
Age : 32
Location : argamakmur
Similar topics
» Skizofrenia Paranoid
» SKIZOFRENIA PARANOID
» Skizofrenia Paranoid
» Skizofrenia Paranoid
» LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA PARANOID
» SKIZOFRENIA PARANOID
» Skizofrenia Paranoid
» Skizofrenia Paranoid
» LAPORAN KASUS SKIZOFRENIA PARANOID
Halaman 1 dari 1
Permissions in this forum:
Anda tidak dapat menjawab topik